16/12/14

Kisah Berdoa Dengan Menyebut Kebaikan

Dituturkan dari Abu 'Abdurrahman Abdullah bin Umar bin al-Khaththab r.a. (yang) berkata, "Saya mendengar Rasulullah Saw., bersabda: "Dulu, sebelum kalian, ada tiga orang berjalan-jalan. Kemudian mereka mendapatkan sebuah gua yang dapat dimanfaatkan untuk berteduh. Mereka pun masuk ke dalamnya. Tiba-tiba ada batu dari atas bukit yang menggelinding dan menutupi pintu gua itu, sehingga mereka tidak dapat keluar.
Salah seorang diantara mereka berkata: 'Sungguh tiada yang dapat menyelamatkan kalian dari bencana ini kecuali jika kalian berdoa kepada Allah Swt., dengan menyebutkan amal-amal shaleh yang pernah kalian lakukan.' Salah seorang diantara mereka berkata, 'Ya Allah, saya mempunyai ayah ibu yang sudah sangat lanjut usia dan saya biasa mendahulukan memberikan susu kepada keduanya sebelum saya memberikannya kepada keluarga dan budak saya. Pada suatu hari, saya terlambat pulang dari mencari kayu dan saya temui keduanya sudah tidur. Saya terus memerah susu untuk persediaan minum keduanya. Karena mendapati keduanya telah tidur, maka saya enggan untuk membangunkan mereka. Saya pun tidak memberikan susu itu, baik kepada keluarga maupun kepada budak saya, sebelum memberikan susu kepada kedua orangtua saya. Saya tunggu ayah ibu hingga terbit fajar sampai keduanya bangun. Kuberikanlah susu itu kepada keduanya. Padahal sejak malam anak-anak saya menangis dan terisak dengan mengelilingi kaki saya. Ya Allah, jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu, geserkanlah batu yang menutupi gua ini.' Maka bergeserlah sedikit batu itu. Tetapi, mereka belum dapat keluar dari gua itu.'
Yang lain berkata, 'Ya Allah, sungguh saya mempunyai saudara sepupu yang sangat saya cintai.'
Dalam hadis yang dituturkan oleh penutur lain dikatakan, 'Saya sangat mencintainya sebagaimana lazimnya seorang laki-laki mencintai seorang perempuan. Kemudian saya ingin berbuat zina dengannya, tetapi dia senantiasa menolaknya. Selang beberapa tahun, dia tertimpa kesulitan. Kamudian dia datang kepada saya. Maka saya berikan kepadanya seratus dua puluh dinar, dan dia bersedia menyerahkan dirinya untuk diperlakukan apa saja oleh saya. Kapan saja saya menginginkannya.'
Dalam hadis yang dituturkan oleh penutur lain dikatakan, 'Kemudian ketika saya telah berada di antara kedua kakinya, dia berkata, 'Takutlah engkau kepada Allah dan janganlah engkau sobek selaput daraku kecuali dengan jalan yang benar.' Saya pun meninggalkannya. Padahal, dia adalah seseorang yang sangat saya cintai dan saya relakan emas (dinar) yang kuberikan kepadanya. Ya Allah, jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-Mu, maka geserkanlah batu yang menutupi gua ini.' Maka bergeserlah batu itu. Tetapi, mereka tetap belum dapat keluar dari gua itu.
Orang yang ketiga berkata, 'Ya Allah, saya pernah mempekerjakan beberapa karyawan. Saya mengupahi mereka dengan gaji penuh, kecuali ada seorang yang pergi dan tidak mau mengambil gajinya terlebih dahulu. Kemudian gaji itu saya jadikan modal, sehingga menjadi bertambah uangnya. Selang beberapa lama kemudian, dia datang kepada saya dan berkata, 'Wahai hamba Allah, berikanlah gaji saya yang dahulu itu,' Jawab saya, 'Semua yang kamu lihat itu, baik unta, sapi, kambing, maupun budak yang menggembalakannya, itu semua adalah gajimu.' Ucapnya, 'Wahai hamba Allah, janganlah engkau mempermainkan saya.' Jawab saya, 'Saya tidak mempermainkanmu.' Kemudian dia mengambil semuanya itu dan tidak meninggalkannya sedikti pun. Ya Allah, jika saya berbuat seperti itu karena mengharapkan ridha-mu semata, geserkanlah batu yang menutupi pintu gua ini.' Maka, bergeserlah batu itu. Dan, mereka pun dapat keluar dari dalam gua." (Hadis ini dituturkan oleh Bukhari dan Muslim, dikutip dari kitab Riyadhus Shalihin, Bab Ikhlas dan Niat)


0 komentar: