15/12/14

Kisah Akhlak Rasulullah Memberi Makan Pengemis

Dalam sebuah riwayat dikisahkan, dengan sedikit perubahan redaksi; di sudut kota, ada seorang pengemis buta yang hidup di masa Rasul, disebutkan bahwa dia adalah seorang Yahudi. Tiada pekerjaan yang dijalaninya sehari-hari selain menengadahkan tangan, mengemis kepada para penduduk, dan saat ada orang yang memberinya santunan, pekerjaan keduanya adalah mencela Nabi dan menjelek-jelekannya kepada pemberi santunan.
"Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad. dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir. Apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya!" Begitulah pekerjaan sehari-hari si pengemis, mengemis sembari meneriakan cacian dan hinaan kepada Nabi. Bersamaan demikian, setiap hari pasti ada orang yang datang memberinya suapan makanan.
Sampai pada saat dimana orang yang biasa menyuapinya makan tidak kunjung tiba. Si pengemis pun bertanya-tanya apa yang terjadi dengan orang yang biasa memberinya makan, kemana orang itu. Sampai suatu hari, ada orang yang datang dan menyuapinya makan. Si pengemis menolak dan berkata: "Engkau bukan orang yang biasa memberiku makan!" "Tidak, akulah yang biasa memberimu makan." Jawabnya. "Tidak mungkin, engkau bohong! Sebab, apabila dia datang kepadaku, tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah," jawab pengemis buta itu.
Mendengar jawaban si pengemis buta itu, pria tadi tidak dapat menahan air matanya. Dia menangis sambil berkata: "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu, aku adalah seorang dari sahabatnya, namaku Abu Bakar, orang yang mulian yang biasa memberimu makan itu telah meninggal dunia. Dia adalah Muhammad."
Pengemis buta itu terkejut, tubuhnya bergetar, tidak ada kata yang dapat dia ucapkan, hanya air mata yang dapat mewakili perasaan dalam hatinya saat itu. Dia tidak pernah menyangka, ternyata yang memberinya makan setiap hari adalah orang yang dia caci setiap hari pula.
Demikian akhlak Nabi dalam menghadapi keburukan. Keburukan Beliau balas dengan kebaikan dan kasih sayang;
ان من اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا والطفهم باهله (الترميذي)

"Sesungguhnya di antara orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan yang paling lemah-lembut terhadap keluarganya." (H.R. Tirmidzi)  22/11/14

0 komentar: