05/11/13

Nama Lain Ilmu Tauhid Serta Penjelasannya

NAMA LAIN ILMU TAUHID
oleh: Ahmad Putra Dwitama

PENDAHULUAN

Agama islam, sebagai agama penutup dan penyempurna agama-agama sebelumnya memberikan pengajaran yang begitu komprehensif mencakup semua bidang kehidupan manusia. Dengan tiga kajian utama, Ketuhanan/Tauhid, Syari'at dan Akhlak memberikan tuntunan bagi umat manusia untuk mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Tauhid, sebagai masalah awal yang harus dipahami oleh umat islam, dalam salah satu ruang lingkupnya mencoba menjelaskan melalui dalil-dalil naqli dan 'aqli segala hal yang berkaitan dengan Tuhan. Dalam makalah ini, penyusun mencoba menjelaskan nama-nama lain dari ilmu tauhid, pengertian serta alasan penamaannya dengan nama tersebut.

PEMBAHASAN

1.      Nama-nama Ilmu Tauhid
Sebelum kita mengenal nama lain dari Ilmu Tauhid, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu membahas tentang Ilmu Tauhid itu sendiri.
Perkataan "Tauhid" berasal dari bahasa Arab (توحيد), sebagai bentuk mashdar dari kata ((وحّد-يوحّد. Secara etimologis, Tauhid berarti ke-Esaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa; satu. Mentauhidkan berarti mengakui ke-Esaan Allah SWT.
Menurut istilah, KH. Imam Zarkasyi menyebutkan:
"Ilmu mengesakan, atau ilmu kepercayaan bahwa hanya satu (Esa) Tuhan yang harus kita percayai".
Abdul Rohim Manaf menyebutkan:
"وهو علم لا ثبات العقائد الدينية بالادلة اليقينية"
Husain Affandi al-Jasr menyebutkan senada dengan Abdul Rohim Manaf:
"Ilmu Tauhid adalah ilmu yang membahas hal-hal yang menetapkan akidah dengan dalil-dalil yang meyakinkan".
Ibnu Khodun menyebutkan:
"Ilmu yang berisi alasan-alasan dari aqidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan berisi pula alasan-alasan bantahan terhadap orang-orang yang menyelewengkan aqidah salaf dan ahli sunnah".
Disamping definisi-definisi di atas masih banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli. Namun, walau demikian ruang lingkup dari Ilmu Tauhid tidak akan jauh dari pembahasan masalah Allah SWT, Rasul, atau Nabi dan hal-hal yang berkenaan dengan suesuatu yang ghaib seperti kehidupan manusia setelah meninggal.
Mengenai alasan penamaannya, jelas karena ilmu ini membahas tentang ke-Esaan Allah SWT.
Telah banyak kitab-kitab yang diterangkan oleh para ahli untuk memberikan keterangan yang tepat, sesuai dengan tingkat-tingkat fikiran manusia. Karena itu Ilmu Tauhid mempunyai banyak pula nama-nama yang timbul dari pengarang-pengarang tadi, dan timbul dari kepentingan yang diutamakannya.
Nama-nama itu adalah sebagai berikut:
1)      Ilmu Ushuluddin
2)      Ilmu 'Aqoid
3)      Ilmu Kalam
4)      Fiqh Akbar
5)      Ilmu Teologi Islam
6)      Ilmu Hakekat
7)      Ilmu Ma'rifat
Berikut ini akan membahas tentang pengertian dan sebab penamaannya secara lebih terperinci:

a.      Ilmu Ushuludin
Ushuluddin berasal dari dua kata, ushul dan ad-din. Ushul merupakan bentuk plural dari kata ashl yang berarti: asal, pokok, dasar, fundamen. Sedangkan ad-din berarti agama. Jadi, perkataan Ushuluddin menurut bahasa berarti pokok-pokok atau dasar-dasar agama.
Secara istilah dapat diartikan: Ilmu Ushuluddin ialah ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama dengan dalil-dalil naqli (al-Qur'an dan as-Sunnah) dan dalil-dalil 'aqli (akal).
Dinamakan demikian karena Ilmu Ushuluddin pembahasannya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah esensial dalam ajaran agama islam.

b.      Ilmu 'Aqoid/'Aqoidul-Iman
Kata 'Aqoid berasal dari bahasa Arab, bentuk plural dari kata 'aqidah, berasal dari kata al-'aqdu yang berarti mengikat sesuatu. Namun, yang dimaksud dengan 'aqidah disini adalah sesuatu yang diimani oleh seseorang (مايدين به الانسان).
Secara istilah diterangkan dalam kitab Bajuri dan Jam'u al-Jawami' sebagai:
"pengetahuan yang terikat dalam masalah kejakinan keagamaan yang diambil dari dalil-dalil syara".
Dalam kitab at-Tauhid Pon-Pes Darussalam disebutkan:
هي الامان بالله وملائكته و كتبه و رسله و اليوم الاخير والايمان بالقدر خيره وشره – وتسم هذه اركان الايمان – وما يتبع ذلك من الامور الاعتقادية التي يجب بها ايمانا جازما لا يخالطه شك.
Adapun guna mempelajari ilmu Aqo'id adalah untuk membetulkan dan meneguhkan iman manusia kepada Tuhan Allah SWT. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal ibadah seperti, sholat, puasa, zakat, haji dan lain-lain. Dan surga menjadi pahala balasan di akhirat nanti. Namun jika iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal itu akan sia-sia. Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya.
Ilmu Aqo'id dinamakan demikian karena pengetahuan ini berisi satu ikatan mengenai sahnya iman dan islam yang jumlahnya 50, yang terkenal dengan aqo'id seket. Dengan perincian 20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, satu sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi Rasul dan satu sifat mustahil bagi Rasul. Semuanya itu tercantum di dalam kalimat "la ilaha illa allah".

c.       Ilmu Kalam
Kata Kalam berasal dari bahasa Arab sebagai bentuk mashdar dari kata (كلم – يكلم) yang berarti perkataan atau kata-kata. Secara bahasa dapat berarti ilmu tentang kata-kata.
Sedangkan menurut istilah, al-Farabi mendefinisikan:
الكلام علم يبحث فيه عن ذاته تعالى و صفاته و احواله الممكنات من المبداء و المعادعلى قانون الاسلام و القيد الاخيراءخراج العلم الالهي للفلاسفة

"ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang membahas zat dan sifat Allah SWT beserta eksistensi semua yang mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan doktrin Islma. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu ketuhanan secara filosofis".
Ibnu Khodun mendefinisikan:
هو علم يتضمن الحجاج عن العقائد الابمانية بالأدلة العقلية
"ilmu kalam adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang aqidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional".
Syekh Muhammad Abduh mendefinisikan:
"ilmu yang membahas tentang wujud Allah SWT, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang wajib ditiadakan daripada-Nya. Juga membahas tentang Rasulullah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz dihubungkan pada diri mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri mereka".
Mushtofa Abdul Raziq memberikan definisi:
"ilma kalam adalah yang berkaitan dengan aqidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasi –argumentasi rasional. Atau ilmu yang berkaitan dengan aqidah Islami ini bertolak atas bantuan nalar".
Apabila kita perhatikan dengan seksama definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut tentang Ilmu Kalam, ternyata pendapat mereka tidak jauh beda. Maka penyusun dapat menarik kesimpulan bahwa Ilmu Kalam itu adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas segala macam masalah ketuhanan dengan menggunakan logika.
Sedangkan mengenai kenapa dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan:
-          Dalam membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas daripada dalil-dalil akal yang sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan (kalam) yang jitu dan tepat. Ahli-ahli Ilmu Kalam adalah orang-orang yang ahli dalam berbicara, ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang dibahasnya.
-          Persoalan yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan pada masa-masa pertama Islam, terutama di awal pertumbuhan Ilmu Kalam  ialah firman Allah SWT (kalam Allah SWT) yaitu al-Qur'an. Apakah kalam Allah SWT itu qodim atau hadis.
Prof. Dr. T. M. Hasbi ash-Shiddiqy  menyebutkan  alasan ilmu ini disebut ilmu kalam karena  problema yang diperselisihka oleh para ulama' dalam ilmu ini yang menyebabkan umat islam terpecah kedalam beberapa golongan adalah masalah kalam Allah atau al-Quran, apakah ia diciptakan (makhluk) atau tidak (qodim).

d.      Fiqh Akbar
Penamaan ini datang dari Abu Hanifah, menurut pendapatnya, hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua bagian, pertama fiqh al-akbar yang membahas masalah keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua fiqh al-ashghor yang membahas masalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama, tetapi hanya cabangnya saja.

e.       Ilmu Teologi Islam
Kata Teologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu "theos" yang berarti Tuhan dan "logos" yang berarti ilmu. Oleh karena itu teologi bermakna ilmu tentang tuhan atau ilmu tentang ketuhanan. Kata Teologi Islam digunakan oleh penulis-penulis ataupun orientalis barat untuk menyebut Ilmu Tauhid.
Menurut istilah, William L. Reese mendefinisikan dengan "discourse or reason concerning God" (diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Ochaman, Reese lebih jauh mengatakan: "Theology to be discripline resting of on revealed truth and independent of both philosophy and science". (teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan).
Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman agama secara rasional.
Dalam encyclopedia everyman's disebutkan: "science of religion, dealing therefore with God, and man in his relation to God" (pengetahuan tentang agama yang hanya membicarakan Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan Tuhan.
Sebenarnya Ilmu Teologi Islam ini pengertiannya sama dengan Ilmu Tauhid. Hanya saja, kata inilah yang sering digunakan oleh penulis ataupun para orientalis barat.

f.        Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma'rifat
Penyusun sengaja menggabungkan pembahasan dua ilmu ini kerana selain untuk lebih ringkas juga pada pembahasannya, dua ilmu ini saling terikat.
Ilmu Hakekat bisa diartikan secara etimologis sebagai ilmu sejati. Karena dengan ilmu ini, dapat mengetahui benar-benar akan Tuhan Allah SWT denga segala sifat-sifat-Nya, dan dengan keyakinan yang teguh.
Ilmu Ma'rifat diartikan sebagai ilmu sejati. Karena ilmu ini menjelaskan hakekat (kesejatian) segala sesuatu, sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
Ilmu Hakikat itu bidang kajiannya ialah tentang alam rohani atau hati nurani manusia atau mengkaji tentang sifat-safat nafsu. Sifat-sifat nafsu yang terdiri daripada nafsu amarah, nafsu lawwamah, nafsu malhamah, nafsu muthmainnah, nafsu radhiyah, nafsu mardhiyah dan nafsu kamilah. Termasuk juga dalamnya perihal sifat-sifat gerakan serta dorongan hati. Defisini ilmu hakikat ialah rasa-rasa hati atau zauq (syu'ur) yang ada di dalam hati atau jiwa manusia yang sifatnya berubah-ubah dari satu bentuk rasa kepada rasa yang lain. Bergantung kepada bentuk-bentuk rangsangan-rangsangan lahir yang artinya kita mulakan dengan bersyari'at, kemudian bertharikat, seterusnya berhakikat dan akhirnya berma'rifat.
Semuanya saling berhubungan. Hubungan antara satu dengan yang lain seolah-olah anak tangga pertama dengan berikutnya, hinggalah selesai di anak tangga tertinggi sekali. Maksudnya, mula-mula kita memahami syari'at yaitu peraturannya, yakni mengetahui hukum-hukum. Mana yang halal, mana yang haram, yang sunah, makruh dan mubah. Juga sah dan batal sama ada yang mengenai sembahyang, puasa, jihad, dakwah, ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Kemudian apabila kita mengamalkannya bersungguh-sungguh dan istiqomah. Artinya, jika telah menempuh jalannya yaitu yang dikatakan ilmu tharikat. Yakni mengamalkan apa yang diperintahkan dan meninggalkan apa yang dilarang secara serius. Jadi tidaklah salah kalau syari'at itu disebut jalan. Hanya jalan itu belum ditempuh. Hanya sekedar mengetahuinya terlebih dahulu. Bila jalan tadi telah ditempuh atau dijalankan, maka dinamakan tharikat.
Orang yang mendapat ahwal (perubahan jiwa) secara istikomah (tetap, tidak turun naik), inilah yang dikatakan telah mendapat maqom. Ini ia mendapat derajat mengikut sifat mahmudah yang diperolehnya. Biasanya ia berlaku bertahap-tahap. Umpamanya maqom sabar, maqom tawakal, maqom ridho, sehingga kesemua sifat-sifat mahmudah itu diperoleh secara tetap atau istiqomah. Boleh jadi ada yang mendapat secara serentak sifat-sifat mahmudah itu. Inilah yang dikatakan ia telah mendapat hakikat.
Arti lain maksud hakikat itu ialah batin islam atau intipati islam (lubbun). Bilamana hal-hal hakikat tadi dapat dialami secara kekal (istiqomah) berterus, bahkan makin menebal dan subur, maka akan terbukalah nanti rahasia-rahasia ghaib atau rahasia Allah SWT. Ini sangat sulit untuk digambarkan kecuali dirasai oleh orang-orang yang mengalami dan merasainya.
Hasil berhakikat pula, kita akan mendapatkan ma'rifat. Yaitu sampai ke peringkat hal-hal hakikat dapat dialami secara istiqomah. Allah SWT akan karuniakan satu peringkat puncak yang mana dapat mencapai satu tahap keyakinan yang tertinggi. Di waktu itu, dia telah sampai ke peringkat ma'rifat, yakni dapat benar-benar mengenal Allah SWT dan rahasia-rahasia-Nya. Gelaran untuk mereka ini lebih dikenali sebagai al-'arif billah.
perumpamaannya adalah seperti berikut. Mula-mula kita semai sebiji benih. Kemudian ia tumbuh menjadi sebatang pokok. Pokok itu akhirnya berbuah dan buah itu bila masak memberikan kesedapan rasanya yang tidak dapat kita ceritakan pada orang yang tidak memakannya. Maka:
-          Biji benih itu umpama syari'at
-          Menanam pokok itu umpama thariqot
-          Buah itu umpama hakikat
-          Rasa buah itu umpama ma'rifat.
Sebab itu dikatakan syari'at menghasilkan thariqot. Tarekat membuahkan hakikat. Hakikat buahnya adalah ma'rifat. Semuanya saling melengkapi, perlu-memerlukan, sandar-menyandarkan dan mesti berjalan seiring. Yang lahir menggambarkan batin. Maka kalau dipisah-pisahkan, akan cacat dan rusaklah keislaman seseorang itu.

KESIMPULAN

Telah banyak kitab-kitab yang diterangkan oleh para ahli untuk memberikan keterangan yang tepat, sesuai dengan tingkat-tingkat fikiran manusia. Karena itu Ilmu Tauhid mempunyai banyak pula nama-nama yang timbul dari pengarang-pengarang tadi, dan timbul dari kepentingan yang diutamakannya. Nama-nama itu antara lain:
1)      Ilmu Ushuluddin
2)      Ilmu 'Aqoid
3)      Ilmu Kalam
4)      Fiqh Akbar
5)      Ilmu Teologi Islam
6)      Ilmu Hakekat
7)      Ilmu Ma'rifat
Nama-nama tersebut juga datang membawa pengertian dan alasan penamaannya masing-masing sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Tetapi intinya, semua memiliki kesamaan dalam objek kajian, yaitu sama-sama mengkaji ke-Esaan Allah SWT, Rasul dan hal-hal ghoib lain seperti tentang kehidupan setelah mati.

DAFTAR PUSTAKA

الرحيم مناف, عبد., "كتاب السعادة في التوحيد الالهية", جاكرتا: المكتبه السعدية فترا, 1924م.
قسم المنهج الدراسى, "التوحيد للصف الرابع", كونتور, فونوروكر: دار السلام للطباعة والنشر. 2012م.
Imam Zarkasyi, KH., "Ushuluddin ('aqo'id) 'Ala Madzhab Ahli-s-Sunnah Wa-l-Jama'ah", Ponorogo: Trimurti Press, 1994.
Ibrahim al bajuri, tijanuddarori

samsultgkayah.blogspot.com/2013/05/nama-nama-ilmu-tauhid.html
stai-kuliahku.blogspot.com/.../pengertian-ilmu-tauhid-nama-namanya.html
khalik0589.wordpress.com/.../nama-nama-ilmu-kalam-dan-sebab-penamaanya.html
mortezareza.blogspot.com/2013/01/ilmu-tauhid_31.html


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Terimakasih, sangat membantu sekali untuk referensi matakuliah Ushuluddin,
anda juga bisa mengunjung nya disini
Download Ebook Ushuluddin dan Dakwah
untuk ebook-i=ebook islam lainnya yang lebih lengkap.

Unknown mengatakan...

Disini ada jawaban b. Ilmu ilaiah dan d. Ilmu falak jd yg bkn termaksud nama lain ilmu tauhid apa?