15/12/14

Kisah Akhlak Rasulullah

Ada suatu kisah yang menarik untuk diambil pelajaran, walaupun penulis pribadi belum menemukan status periwayatan dan keshahihan hadisnya;
Ketika itu, Rasul sedang berkumpul bersama para sahabatnya, bercengkrama ataupun mendengarkan nasehat dari Nabi. Di tengah suasana khidmatnya perkumpulan, datang seorang wanita non-Islam yang membawa bingkisan berisi beberapa buah delima. Wanita itupun memberikannya kepada Nabi.
Suatu kebiasaan bagi Rasul, ketika beliau diberi sesuatu berbentuk makanan atau yang lainnya, beliau tak akan sungkan untuk berbagi kepada para sahabatnya. Namun, untuk kali ini Rasul tidak melakukan kebiasaan itu.
Satu buah dimakan oleh Rasul, sunggingan senyum terlepas dari bibir beliau. Dua buah habis, tiga, empat sampai akhirnya habis semua. Para sahabat bertanya-tanya akan sikap Rasul hari itu. "Mengapa Rasul tidak membagikan buah itu kepada kita?" Kira-kira demikian yang terbesit dalam hati para sahabat.
Setelah Rasul memakan semua buah, wanita yang memberikan tadi akhirnya pergi pulang. Setelah itu spontan para sahabat bertanya, mengapa Rasul tidak membagi buah delima itu kepada mereka. Ternyata jawab Rasul, bahwa buah delima yang telah habis dimakan tadi adalah buah delima paling pahit yang pernah dirasakan Rasul.
Dan Rasul khawatir jika membagikannya kepada para sahabat maka akan ada yang mengernyitkan muka karena rasa pahitnya, dan ditakutkan itu menyakiti perasaan wanita tadi.
Begitulah akhlak Rasul, sangat menjaga perasaan orang lain. Sikap menjaga perasaan ini juga nampak dalam hadis tentang niat yang mana Rasul tidak menyebut nama sahabat yang berhijrah karena wanita pada saat itu.
Sedangkan wanita yang memberikan buah tadi, pulang dengan hati kecewa karena merasa gagal untuk mempermainkan Rasul dan para sahabatnya. Niat ingin mempermainkan digagalkan dengan sikap akhlak mulia seorang Rasul.
Begitulah akhlak, sehingga dalam kesempatan lain Rasul pernah berkata:
ان من اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا والطفهم باهله (الترميذي)

"Sesungguhnya di antara orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan yang paling lemah-lembut terhadap keluarganya." (H.R. Tirmidzi)  

0 komentar: