Ada sebuah kisah indah dari kitab hadis Usfuryah, yang
dicoba penulis kisahkan ulang dengan redaksi yang berbeda; Telah menjadi
prinsip hidup bagi sahabat Ali bin Abi Thalib
untuk tidak datang terlambat menuju masjid guna melaksanakan sholat
subuh bersama Rasulullah Saw.
Telah tertanam pula dalam hati beliau untuk
menghormati orang yang lebih tua darinya, dan menyayangi yang lebih muda.
Sampai menjelang subuh saat itu, ketika hendak menuju masjid, beliau
berpas-pasan dengan seorang yang tua di jalan. Dengan segala hormat, sahabat
Ali tidak mendahului orang tua itu. Tapi, sahabat Ali hanya mengikutinya di
belakang, sebagai penghormatan.
Di masjid, sholat subuhpun di mulai, Rasulullah
memulai takbir memimpin sholat para sahabatnya. Namun, ada yang berbeda dalam
sholat subuh kali ini. Tak biasa Rasul rukuk cukup lama.
Di jalan, akhirnya sahabat Ali sampai di masjid, dan
setelah diketahuinya pula ternyata seorang tua tadi bukan muslim dan tidak
sedang berjalan menuju masjid. Alipun memulai jama'ahnya bersama Rasul.
Selepas sholat subuh, para sahabat bertanya kepada
Rasul, mengapa rukuk kali ini cukup lama. Rasul pun menjawab bahwa ketika
rukuk, malaikat Jibril menahan Rasul untuk bangun, sampai akhirnya Jibril
melepasnya, maka Rasul melanjutkan ke i'tidal.
Setelah itu Jibril pun datang dan menjelaskan sebab
mengapa ia menahan rukuk Rasul. Dijelaskannya, karena untuk menunggu sahabat
Ali yang "tertahan" di jalan oleh seorang tua. Demikian akhlak
seorang sahabat Ali bin Abi Thalib. Seorang sahabat yang nantinya diangkat
menjadi khalifah ke-4 menggantikan Utsman bin Affan yang terbunuh.
Demikian sahabat Ali mengajarkan untuk menghormati
orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, walaupun bukan seorang
muslim;
ان من اكمل المؤمنين ايمانا احسنهم خلقا والطفهم باهله (الترميذي)
"Sesungguhnya di antara
orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya dan
yang paling lemah-lembut terhadap keluarganya." (H.R. Tirmidzi) 23/11/14
0 komentar:
Posting Komentar