NAMA LAIN ILMU TAUHID
oleh: Ahmad Putra Dwitama
PENDAHULUAN
Agama islam, sebagai agama penutup
dan penyempurna agama-agama sebelumnya memberikan pengajaran yang begitu
komprehensif mencakup semua bidang kehidupan manusia. Dengan tiga kajian utama,
Ketuhanan/Tauhid, Syari'at dan Akhlak memberikan tuntunan bagi umat manusia
untuk mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Tauhid, sebagai masalah awal yang
harus dipahami oleh umat islam, dalam salah satu ruang lingkupnya mencoba
menjelaskan melalui dalil-dalil naqli dan 'aqli segala hal yang
berkaitan dengan Tuhan. Dalam makalah ini, penyusun mencoba menjelaskan
nama-nama lain dari ilmu tauhid, pengertian serta alasan penamaannya dengan
nama tersebut.
PEMBAHASAN
1.
Nama-nama Ilmu Tauhid
Sebelum kita mengenal nama lain
dari Ilmu Tauhid, alangkah baiknya jika kita terlebih dahulu membahas tentang
Ilmu Tauhid itu sendiri.
Perkataan "Tauhid"
berasal dari bahasa Arab (توحيد), sebagai bentuk
mashdar dari kata ((وحّد-يوحّد. Secara etimologis, Tauhid berarti
ke-Esaan. Maksudnya, keyakinan bahwa Allah SWT adalah Esa; satu. Mentauhidkan
berarti mengakui ke-Esaan Allah SWT.
Menurut istilah, KH. Imam Zarkasyi
menyebutkan:
"Ilmu mengesakan, atau ilmu
kepercayaan bahwa hanya satu (Esa) Tuhan yang harus kita percayai".
Abdul Rohim Manaf menyebutkan:
"وهو علم
لا ثبات العقائد الدينية بالادلة اليقينية"
Husain Affandi al-Jasr menyebutkan
senada dengan Abdul Rohim Manaf:
"Ilmu Tauhid adalah ilmu yang
membahas hal-hal yang menetapkan akidah dengan dalil-dalil yang
meyakinkan".
Ibnu Khodun menyebutkan:
"Ilmu yang berisi
alasan-alasan dari aqidah keimanan dengan dalil-dalil aqliyah dan berisi pula
alasan-alasan bantahan terhadap orang-orang yang menyelewengkan aqidah salaf
dan ahli sunnah".
Disamping definisi-definisi di
atas masih banyak definisi lain yang dikemukakan oleh para ahli. Namun, walau
demikian ruang lingkup dari Ilmu Tauhid tidak akan jauh dari pembahasan masalah
Allah SWT, Rasul, atau Nabi dan hal-hal yang berkenaan dengan suesuatu yang
ghaib seperti kehidupan manusia setelah meninggal.
Mengenai alasan penamaannya, jelas
karena ilmu ini membahas tentang ke-Esaan Allah SWT.
Telah banyak kitab-kitab yang
diterangkan oleh para ahli untuk memberikan keterangan yang tepat, sesuai
dengan tingkat-tingkat fikiran manusia. Karena itu Ilmu Tauhid mempunyai banyak
pula nama-nama yang timbul dari pengarang-pengarang tadi, dan timbul dari
kepentingan yang diutamakannya.
Nama-nama itu adalah sebagai
berikut:
1)
Ilmu
Ushuluddin
2)
Ilmu
'Aqoid
3)
Ilmu
Kalam
4)
Fiqh
Akbar
5)
Ilmu
Teologi Islam
6)
Ilmu
Hakekat
7)
Ilmu
Ma'rifat
Berikut ini akan membahas tentang
pengertian dan sebab penamaannya secara lebih terperinci:
a.
Ilmu Ushuludin
Ushuluddin berasal dari dua kata,
ushul dan ad-din. Ushul merupakan bentuk plural dari kata ashl
yang berarti: asal, pokok, dasar, fundamen. Sedangkan ad-din berarti
agama. Jadi, perkataan Ushuluddin menurut bahasa berarti pokok-pokok atau
dasar-dasar agama.
Secara istilah dapat diartikan: Ilmu
Ushuluddin ialah ilmu yang membahas tentang prinsip-prinsip kepercayaan agama
dengan dalil-dalil naqli (al-Qur'an dan as-Sunnah) dan dalil-dalil 'aqli
(akal).
Dinamakan demikian karena Ilmu
Ushuluddin pembahasannya adalah dasar-dasar agama yang merupakan masalah
esensial dalam ajaran agama islam.
b.
Ilmu 'Aqoid/'Aqoidul-Iman
Kata 'Aqoid berasal dari bahasa
Arab, bentuk plural dari kata 'aqidah, berasal dari kata al-'aqdu
yang berarti mengikat sesuatu. Namun, yang dimaksud dengan 'aqidah
disini adalah sesuatu yang diimani oleh seseorang (مايدين به الانسان).
Secara istilah diterangkan dalam
kitab Bajuri dan Jam'u al-Jawami' sebagai:
"pengetahuan yang terikat
dalam masalah kejakinan keagamaan yang diambil dari dalil-dalil syara".
Dalam kitab at-Tauhid Pon-Pes
Darussalam disebutkan:
هي الامان بالله وملائكته و كتبه و رسله و
اليوم الاخير والايمان بالقدر خيره وشره – وتسم هذه اركان الايمان – وما يتبع ذلك
من الامور الاعتقادية التي يجب بها ايمانا جازما لا يخالطه شك.
Adapun guna mempelajari ilmu
Aqo'id adalah untuk membetulkan dan meneguhkan iman manusia kepada Tuhan Allah
SWT. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal ibadah seperti, sholat,
puasa, zakat, haji dan lain-lain. Dan surga menjadi pahala balasan di akhirat
nanti. Namun jika iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal
itu akan sia-sia. Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya.
Ilmu Aqo'id dinamakan demikian
karena pengetahuan ini berisi satu ikatan mengenai sahnya iman dan islam yang
jumlahnya 50, yang terkenal dengan aqo'id seket. Dengan perincian 20
sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, satu sifat jaiz bagi
Allah, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat mustahil bagi Rasul dan satu sifat
mustahil bagi Rasul. Semuanya itu tercantum di dalam kalimat "la ilaha
illa allah".
c.
Ilmu Kalam
Kata Kalam berasal dari bahasa
Arab sebagai bentuk mashdar dari kata (كلم – يكلم) yang berarti perkataan
atau kata-kata. Secara bahasa dapat berarti ilmu tentang kata-kata.
Sedangkan menurut istilah,
al-Farabi mendefinisikan:
الكلام علم يبحث فيه عن ذاته تعالى
و صفاته و احواله الممكنات من المبداء و المعادعلى قانون الاسلام و القيد الاخيراءخراج
العلم الالهي للفلاسفة
"ilmu kalam adalah disiplin
ilmu yang membahas zat dan sifat Allah SWT beserta eksistensi semua yang
mungkin, mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati
yang berlandaskan doktrin Islma. Stressing akhirnya adalah memproduksi ilmu
ketuhanan secara filosofis".
Ibnu Khodun mendefinisikan:
هو علم يتضمن الحجاج عن العقائد
الابمانية بالأدلة العقلية
"ilmu kalam adalah disiplin
ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang aqidah imani yang diperkuat
dalil-dalil rasional".
Syekh Muhammad Abduh
mendefinisikan:
"ilmu yang membahas tentang
wujud Allah SWT, tentang sifat-sifat yang wajib tetap bagi-Nya, sifat-sifat
yang jaiz disifatkan kepada-Nya, dan tentang sifat-sifat yang wajib ditiadakan
daripada-Nya. Juga membahas tentang Rasulullah untuk menetapkan kebenaran
risalahnya, apa yang wajib ada padanya, hal-hal yang jaiz dihubungkan pada diri
mereka dan hal-hal yang terlarang menghubungkan pada diri mereka".
Mushtofa Abdul Raziq memberikan
definisi:
"ilma kalam adalah yang
berkaitan dengan aqidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas argumentasi
–argumentasi rasional. Atau ilmu yang berkaitan dengan aqidah Islami ini
bertolak atas bantuan nalar".
Apabila kita perhatikan dengan
seksama definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut tentang Ilmu
Kalam, ternyata pendapat mereka tidak jauh beda. Maka penyusun dapat menarik
kesimpulan bahwa Ilmu Kalam itu adalah sebuah disiplin ilmu yang membahas
segala macam masalah ketuhanan dengan menggunakan logika.
Sedangkan mengenai kenapa
dinamakan dengan Ilmu Kalam, yaitu dikarenakan:
-
Dalam
membahas masalah-masalah ketuhanan tidak lepas daripada dalil-dalil akal yang
sesuai dengan logika, dimana penampilannya melalui perkataan (kalam) yang jitu
dan tepat. Ahli-ahli Ilmu Kalam adalah orang-orang yang ahli dalam berbicara,
ahli dalam mengemukakan argumentasi dalam persoalan yang dibahasnya.
-
Persoalan
yang terpenting dan ramai dibicarakan serta diperbincangkan pada masa-masa
pertama Islam, terutama di awal pertumbuhan Ilmu Kalam ialah firman Allah SWT (kalam Allah SWT) yaitu
al-Qur'an. Apakah kalam Allah SWT itu qodim atau hadis.
Prof. Dr. T. M. Hasbi
ash-Shiddiqy menyebutkan alasan ilmu ini disebut ilmu kalam karena problema yang diperselisihka oleh para ulama'
dalam ilmu ini yang menyebabkan umat islam terpecah kedalam beberapa golongan
adalah masalah kalam Allah atau al-Quran, apakah ia diciptakan (makhluk)
atau tidak (qodim).
d.
Fiqh Akbar
Penamaan ini datang dari Abu
Hanifah, menurut pendapatnya, hukum Islam yang dikenal dengan istilah fiqh
terbagi atas dua bagian, pertama fiqh al-akbar yang membahas masalah
keyakinan atau pokok-pokok agama atau ilmu tauhid. Kedua fiqh al-ashghor
yang membahas masalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah muamalah, bukan
pokok-pokok agama, tetapi hanya cabangnya saja.
e.
Ilmu Teologi Islam
Kata Teologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu "theos" yang berarti Tuhan dan "logos"
yang berarti ilmu. Oleh karena itu teologi bermakna ilmu tentang tuhan atau
ilmu tentang ketuhanan. Kata Teologi Islam digunakan oleh penulis-penulis
ataupun orientalis barat untuk menyebut Ilmu Tauhid.
Menurut istilah, William L. Reese
mendefinisikan dengan "discourse or reason concerning God"
(diskursus atau pemikiran tentang Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William
Ochaman, Reese lebih jauh mengatakan: "Theology to be discripline
resting of on revealed truth and independent of both philosophy and
science". (teologi merupakan disiplin ilmu yang berbicara tentang
kebenaran wahyu serta independensi filsafat dan ilmu pengetahuan).
Sementara itu, Gove menyatakan
bahwa teologi adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan dan pengalaman
agama secara rasional.
Dalam encyclopedia everyman's
disebutkan: "science of religion, dealing therefore with God, and man
in his relation to God" (pengetahuan tentang agama yang hanya
membicarakan Tuhan dan manusia dalam pertaliannya dengan Tuhan.
Sebenarnya Ilmu Teologi Islam ini
pengertiannya sama dengan Ilmu Tauhid. Hanya saja, kata inilah yang sering
digunakan oleh penulis ataupun para orientalis barat.
f.
Ilmu Hakekat dan Ilmu Ma'rifat
Penyusun sengaja menggabungkan
pembahasan dua ilmu ini kerana selain untuk lebih ringkas juga pada pembahasannya,
dua ilmu ini saling terikat.
Ilmu Hakekat bisa diartikan secara
etimologis sebagai ilmu sejati. Karena dengan ilmu ini, dapat mengetahui
benar-benar akan Tuhan Allah SWT denga segala sifat-sifat-Nya, dan dengan
keyakinan yang teguh.
Ilmu Ma'rifat diartikan sebagai
ilmu sejati. Karena ilmu ini menjelaskan hakekat (kesejatian) segala sesuatu,
sehingga dapat meyakini akan kepercayaan yang benar (hakiki).
Ilmu Hakikat itu bidang kajiannya
ialah tentang alam rohani atau hati nurani manusia atau mengkaji tentang
sifat-safat nafsu. Sifat-sifat nafsu yang terdiri daripada nafsu amarah, nafsu
lawwamah, nafsu malhamah, nafsu muthmainnah, nafsu radhiyah, nafsu mardhiyah
dan nafsu kamilah. Termasuk juga dalamnya perihal sifat-sifat gerakan serta
dorongan hati. Defisini ilmu hakikat ialah rasa-rasa hati atau zauq (syu'ur)
yang ada di dalam hati atau jiwa manusia yang sifatnya berubah-ubah dari satu
bentuk rasa kepada rasa yang lain. Bergantung kepada bentuk-bentuk
rangsangan-rangsangan lahir yang artinya kita mulakan dengan bersyari'at,
kemudian bertharikat, seterusnya berhakikat dan akhirnya berma'rifat.
Semuanya saling berhubungan.
Hubungan antara satu dengan yang lain seolah-olah anak tangga pertama dengan
berikutnya, hinggalah selesai di anak tangga tertinggi sekali. Maksudnya,
mula-mula kita memahami syari'at yaitu peraturannya, yakni mengetahui
hukum-hukum. Mana yang halal, mana yang haram, yang sunah, makruh dan mubah.
Juga sah dan batal sama ada yang mengenai sembahyang, puasa, jihad, dakwah,
ekonomi, pendidikan dan lain-lain. Kemudian apabila kita mengamalkannya
bersungguh-sungguh dan istiqomah. Artinya, jika telah menempuh jalannya yaitu
yang dikatakan ilmu tharikat. Yakni mengamalkan apa yang diperintahkan dan
meninggalkan apa yang dilarang secara serius. Jadi tidaklah salah kalau
syari'at itu disebut jalan. Hanya jalan itu belum ditempuh. Hanya sekedar
mengetahuinya terlebih dahulu. Bila jalan tadi telah ditempuh atau dijalankan,
maka dinamakan tharikat.
Orang yang mendapat ahwal
(perubahan jiwa) secara istikomah (tetap, tidak turun naik), inilah yang
dikatakan telah mendapat maqom. Ini ia mendapat derajat mengikut sifat mahmudah
yang diperolehnya. Biasanya ia berlaku bertahap-tahap. Umpamanya maqom sabar,
maqom tawakal, maqom ridho, sehingga kesemua sifat-sifat mahmudah itu diperoleh
secara tetap atau istiqomah. Boleh jadi ada yang mendapat secara serentak sifat-sifat
mahmudah itu. Inilah yang dikatakan ia telah mendapat hakikat.
Arti lain maksud hakikat itu ialah
batin islam atau intipati islam (lubbun). Bilamana hal-hal hakikat tadi
dapat dialami secara kekal (istiqomah) berterus, bahkan makin menebal
dan subur, maka akan terbukalah nanti rahasia-rahasia ghaib atau rahasia Allah
SWT. Ini sangat sulit untuk digambarkan kecuali dirasai oleh orang-orang yang mengalami
dan merasainya.
Hasil berhakikat pula, kita akan
mendapatkan ma'rifat. Yaitu sampai ke peringkat hal-hal hakikat dapat dialami
secara istiqomah. Allah SWT akan karuniakan satu peringkat puncak yang mana
dapat mencapai satu tahap keyakinan yang tertinggi. Di waktu itu, dia telah
sampai ke peringkat ma'rifat, yakni dapat benar-benar mengenal Allah SWT dan
rahasia-rahasia-Nya. Gelaran untuk mereka ini lebih dikenali sebagai al-'arif
billah.
perumpamaannya adalah seperti
berikut. Mula-mula kita semai sebiji benih. Kemudian ia tumbuh menjadi sebatang
pokok. Pokok itu akhirnya berbuah dan buah itu bila masak memberikan kesedapan
rasanya yang tidak dapat kita ceritakan pada orang yang tidak memakannya. Maka:
-
Biji
benih itu umpama syari'at
-
Menanam
pokok itu umpama thariqot
-
Buah
itu umpama hakikat
-
Rasa
buah itu umpama ma'rifat.
Sebab itu dikatakan syari'at
menghasilkan thariqot. Tarekat membuahkan hakikat. Hakikat buahnya adalah ma'rifat.
Semuanya saling melengkapi, perlu-memerlukan, sandar-menyandarkan dan mesti
berjalan seiring. Yang lahir menggambarkan batin. Maka kalau dipisah-pisahkan,
akan cacat dan rusaklah keislaman seseorang itu.
KESIMPULAN
Telah banyak kitab-kitab yang
diterangkan oleh para ahli untuk memberikan keterangan yang tepat, sesuai
dengan tingkat-tingkat fikiran manusia. Karena itu Ilmu Tauhid mempunyai banyak
pula nama-nama yang timbul dari pengarang-pengarang tadi, dan timbul dari
kepentingan yang diutamakannya. Nama-nama itu antara lain:
1)
Ilmu
Ushuluddin
2)
Ilmu
'Aqoid
3)
Ilmu
Kalam
4)
Fiqh
Akbar
5)
Ilmu
Teologi Islam
6)
Ilmu
Hakekat
7)
Ilmu
Ma'rifat
Nama-nama tersebut juga datang
membawa pengertian dan alasan penamaannya masing-masing sebagaimana yang telah
dijelaskan di atas. Tetapi intinya, semua memiliki kesamaan dalam objek kajian,
yaitu sama-sama mengkaji ke-Esaan Allah SWT, Rasul dan hal-hal ghoib lain
seperti tentang kehidupan setelah mati.
DAFTAR PUSTAKA
الرحيم مناف, عبد., "كتاب
السعادة في التوحيد الالهية", جاكرتا: المكتبه السعدية فترا, 1924م.
قسم المنهج الدراسى, "التوحيد
للصف الرابع", كونتور, فونوروكر: دار السلام للطباعة والنشر. 2012م.
Imam Zarkasyi, KH., "Ushuluddin
('aqo'id) 'Ala Madzhab Ahli-s-Sunnah Wa-l-Jama'ah", Ponorogo: Trimurti
Press, 1994.
Ibrahim al bajuri, tijanuddarori
samsultgkayah.blogspot.com/2013/05/nama-nama-ilmu-tauhid.html
stai-kuliahku.blogspot.com/.../pengertian-ilmu-tauhid-nama-namanya.html
khalik0589.wordpress.com/.../nama-nama-ilmu-kalam-dan-sebab-penamaanya.html
mortezareza.blogspot.com/2013/01/ilmu-tauhid_31.html
2 komentar:
Terimakasih, sangat membantu sekali untuk referensi matakuliah Ushuluddin,
anda juga bisa mengunjung nya disini
Download Ebook Ushuluddin dan Dakwah
untuk ebook-i=ebook islam lainnya yang lebih lengkap.
Disini ada jawaban b. Ilmu ilaiah dan d. Ilmu falak jd yg bkn termaksud nama lain ilmu tauhid apa?
Posting Komentar