Fawatih Suwar (Ulumul Quran)
oleh: Mentari Fajri Okta dan Ahmad Putra Dwitama
PENDAHULUAN
Al-Qur'an sebagai kitab suci terakhir bagi umat Islam, mengandung
ajaran-ajaran serta petunjuk-petunjuk yang membutuhkan kemampuan khusus untuk
dapat meng interpretasi dan memahami makna "tersembunyi" yang terkandung di dalamnya. Bertahun-tahun,
para ulama mufassir memberikan tata cara atau metode dalam menafsirkan
al-Qur'an yang benar.
Dalam menafsirkan al-Qur'an, tentu tak sembarang orang dapat
melakukannya. Perlu kemampuan khusus dan pemahaman mendalam terhadap beberapa
disiplin ilmu yang berkaitan dengan penafsiran al-Qur'an. Ulumul Qur'an,
sebagai salah satu disiplin ilmu yang diperlukan dalam menginterpretasikan
al-Qur'an menjadi syarat mutlak untuk dikuasai oleh para calon mufassir.
Dalam makalah ini, penyusun mencoba menerangkan salah satu bab pembahasan
dalam ilmu Ulumul Qur'an. Yaitu, Fawatihu as-Suwar.
A.
Latar Belakang
Fawatih As-suwar (huruf-huruf yang digunakan pada pembuka surat), makna huruf-huruf itu
hanya Allah yang tahu. Ada yang berpendapat bahwa huruf-huruf itu adalah nama surah dan ada pula yang berpendapat
bahwa gunanya untuk menarik perhatian atau untuk mengisyaratkan bahwa Al Qur'an
itu diturunkan dalam bahasa arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad tersebut.
Fawatih As-suwar merupakan sebuah
bukti bahwa Al-Qur'an bukanlah buatan Rosulullah Muhammad Salallahu 'alaihi wa
sallam yang juga berasal dari kalangan mereka (kaum quraisy) .
Ahli hadits menukilkan dari Ibnu
Mas'ud dan Khulafa'arrasyidin bahwa beliau-beliau itu berkata:
اِنَّ هَذِهِ الْحُرُ وْ فَ عِلْمٌ مِسْتُوْ رٌ وَسِرٌّ
مَحْجُوْ بٌ اِسَتاءثره الله به
" Sesungguhnya huruf-huruf ini adalah ilmu yang tersembunyi dan
rahasia yang terdinding, yang hanya Allah sendiri yang mengetahuinya."
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Fawatih as-Suwar
Fawatih
as-Suwar berasal dari dua kata yaitu: fawatih sebagai bentuk jamak dari
faatih (فاتح) yang terambil dari kata فتح يفتحkata ini bermakna
membuka, memulai. Sedangkan As-suwar bentuk jamak dari (ا لسو رة ) yang mempunyai arti sejumlah ayat-ayat al-Qur'an yang telah
dikumpulkan dan disusun berdasarkan banyaknya. Dari uraian singkat makna yang
dimiliki kedua kalimat tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan Fatih as-Suwar adalah
pembuka atau permulaan dari setiap surat yang merupakan bagian dari ayat-ayat Al-Qur'an.
Adapun
huruf-huruf pembuka surat tersebut, yaitu:ن,
ق, ص, ع, س, ل, ك, م, ح, ي, ط, ه, ر
B.
Pendapat
Ulama Tentang Makna Fawatih as-Suwar
Fawatih
as-Suwar (pembuka-pembuka surat)
terdapat 29 macam yang terdiri dari tiga belas bentuk huruf. Huruf yang paling
banyak terdapat dalam pembuka surat
ialah alif dan lam,
kemudian mim, kemudian ha, kemudain ra ,kemudian sin ,kemudian tha, kemudian shad, kemudian ha
dan ya dan 'ain dan qof dan akhirnya kaf dan nun.
Para
mufassir berkata, disebut pembuka-pembuka surat dalam al-Qur'an adalah untuk menunjukkan bahwa al-Qur'an
tersusun dari huruf-huruf hijaiyah yang terkenal sebagiannya terdiri dari
satu-satu huruf. Sedangkan bagian yang lain terdiri dari satu huruf agar nyata
kepada bangsa Arab bahwa al-Qur'an diturunkan dengan menggunakan huruf –huruf
yang mereka kenal. Pendapat ini dikemukakan oleh az-Zamakhsyary dan al-Baidhawy
yang diperkuat oleh Ibnu Taimiyah.
Kesimpulan
uraian-uraian beliau adalah bahwa al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab,
sedangkan bangsa Arab tidak dapat menandingi al-Qur'an yang diturunkan dalam bahasa mereka sendiri.
Hal ini menunjukkan kelemahan mereka.
As-Sya'by
menegaskan bahwa huruf-huruf tersebut adalah rahasia dari al-Qur'an.
Ali
ibn Abi Thalib berkata :
انّ لكّل كتا بٍ
صفوةً وصفوةُ هذا الكتا ب حروف التحجي
"Sesungguhnya
bagi tiap-tiap kitab ada sari patinya. Sari pati al-Qur'an ialah huruf-huuruf
hijaiyah."
Abu
Bakar ash-Shiddiq berkata :
في كل كتا ب سر
وسره في القران اواءىل السور
"Pada
tiap-tiap kitab ada rahasianya. Rahasia dalam Al-Qu'ran ialah
permulaan-permulaan surat."
Kerenanya,
ulama-ulama yang memberi makna
pembuka-pembuka surat ini tidak berani memberikan pendapat secara pasti.
Mereka hanya memberikan pendapat-pendapat mereka tentang Fawatih as-Suwar ini
sambil menyerahkan penafsirannya yang hakiki kepada Allah Subhanahu wata'ala.
Segolongan
ulama berpendapat bahwa Fawatih as-Suwar adalah kata yang Allah pergunakan
untuk sumpah-Nya. Karena setiap satu huruf dari Fawatih as-Suwar adalah suatu
nama dari nama-nama Allah. Dan ada pula yang mengatakan bahwa huruf-huruf ini
adalah nama alamiah al-Qur'an atau bagi sebagian surat-surat al-Qur'an yang
surat itu dinilai dengan menggunakan kata tersebut.
Pendapat
yang lain mengatakan bahwa
huruf-huruf Muqatha'ah termasuk kepada
pola mutasyabihat yang kita tidak mengetahui maksudnya. Para ulama yang
berpendapat seperti ini mengatakan bahwa Allah Subhanahu wata'ala menurunkannya
dalam bentuk ini sebagai cobaan bagi
ummat. Apakah mereka betul-betul beriman dengannya setelah sebelumnya pada
ayat-ayat yang lain mereka paham akan
maknanya dan apakah meyakini bahwa al-Qur'an benar-benar datang dari Allah
Subhanahu wata'ala?.
Dalam
kitab Tafsir Madrasi di sebutkan bahwa huruf moqatha'ah tersebut berfungsi
sebagai ta'jib atau untuk menarik perhatian bagi orang yang mendengar
bacaan al-Qur'an.
Ada
pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf tersebut mempunyai makna. Mereka
berpendapat demikian karena mereka meyakini bahwa al-Qur'an diturunkan sebagai
pemberi petunjuk bagi umat manusia. Maka, al-Qur'an akan kehilangan fungsinya
sebagai pemberi petunjuk apabila ayat-ayatnya tidak dapat dipahami. Sebagaimana
mereka menafsirkan kata alif-lam-mim. Alif berarti Alloh
Subhanahu wata'ala, lam berarti malaikat Jibril dan mim berarti
Nabi Muhammad Sholallahu 'alaihi wasallam.
Terdapat
pula ungkapan dari sahabat seperti Abu Bakar as-Shiddiq, yang menyebutkan bahwa
huruf muqatha'ah merupakan bagian dari ilmu yang hanya Allah yang mengetahuinya
sebagaimana disebutkan di atas.
C.
Macam
–Macam Fawatih As-Suwar
Apabila
diperhatikan dari seluruh surat surat yang terdapat dalam mushaf, didapati
surat-surat tersebut dibuka dengan bentuk atau corak yang sangat bervariasi. Artinya
surat-surat tidak dimulai dengan satu bentuk. Imam as-Suyuti dalam kitabnya al-Itqan
menukilkan pendapat Ibn Abi al-Isba' yang menyebutkan, bahwa ayat-ayat pembuka dalam
setiap surat jika diteliti terdiri dari:
1.
Lafaz yang mengandung makna pujian kepada
Allah. Bentuk ini terdiri dari 14 surat yang diklasifikasikan menjadi dua
bagian:
a.
Dibuka dengan
menyebutkan sifat-sifat Allah yang terpuji.
b.
Dibuka dengan
tasbih bagi –Nya.
2.
Surat yang
diawali dengan lafaz yang mengandung makna seruan,yang terdiri dari tiga
bentuk:
a.
Seruan yang
ditujukan kepad Rasulullah dengan lafaz يا ايهاالنبي
b.
Seruan yang
ditujukan kepada orang-orang yang beriman dengan lafaz يا ايهااللذين امنوا
c.
Seruan yang
ditujukan kepada ummat manusia dengan lafaz يا ايها
الناس
3.
Surat yang
dibuka degan lafaz yang mengandung makna jumlah khabariyah.Bentuk ini dibagi
menjadi dua :
a.
Dalam bentuk
jumlah ismiyah.
b.
Dalam bentuk
jumlah fi'liyah.
4.
Surat yang
dibuka dengan sumpah.Terbagi menjadi tiga bentuk :
a.
Sumpah Allah
dengan benda-benda langit.
b.
Sumah Allah
dengan benda-benda dibumi
c.
Sumpah Allah
dengan waktu
5.
Surat yang
dibuka dengan lafaz syarat.
6.
Surat yang
diawali dengan lafaz amar (perintah)
7.
Surat yang
dibuka dengan lafaz istifham (pertanyaan)
8.
Surat yang
diawali dengan lafaz doa
9.
Surat yang
diawali dalam bentuk ta'lil
10.
Surat yang
dibuka dengan Huruf Tahajji (muqatha'ah). Bentuk ini terbagi menjadi lima
bagian :
a.
Diawali dengan
satu huruf
b.
Diawali dengan
dua huruf
c.
Diawali dengan
tiga huruf
d.
Diawali dengan
empat huruf
e.
Diawali dengan
lima huruf.
D.
Peranan
Fawatih as-Suwar
Jika
ditinjau dari sisi bukti kenabian, maka dapat dikatakan bahwa ketidakmampuan
kaum musyrikin untuk membuat ayat yang serupa dengan al-Qur'an merupakan sebuah
bukti bahwa al-Qur'an bukanlah buatan Rasulullah Muhammad Shalallahu 'alaihi
wasallam yang juga berasal dari kalangan mereka.
ام يقولون تقووله بل لا يؤمنون. فلياءتوا بحديث مثله ان كانوا صا دقين (
33-34:الطو ر)
"Ataukah
mereka menyatakan bahwa dia (Muhammad) membuat buatnya. Sebenarnya mereka tidak
beriman. Maka hendaklah mereka mendatangkan ucapan semisal AlQur'an jika mereka
orang-orang yang benar.(At-Thur :33-34)
@è% ÈûÈõ©9 ÏMyèyJtGô_$# ߧRM}$# `Éfø9$#ur #n?tã br& (#qè?ù't È@÷VÏJÎ/ #x»yd Èb#uäöà)ø9$# w tbqè?ù't ¾Ï&Î#÷WÏJÎ/ öqs9ur c%x. öNåkÝÕ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 #ZÎgsß ÇÑÑÈ
"Katakanlah sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa dengan AlQur'an ini,niscayamereka tidak akan dapat
membuat yang serupa dengannya sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu
sebagian yang lain (Al-isra':88)
Jika
ditinjau dari sisi perannya dalam dakwah, dapat dikatakan bahwa ketika
surat-surat ini dimulai dengan huruf-huruf akan melahirkan keinginan pendengar
untuk mengetahui kelanjutan dari apa yang disampaikan oleh orang yang
membacanya.
KESIMPULAN
Dari
uraian singkat di atas, dapat dipahami betapa luasnya Ulumul Qur'an. Terdapat
begitu banyak pendapat tentang Fawatih as-Suwar terutama dalam memahami huruf muqatha'ah..
Sebagian besar ulama ada yang menyerahkan penafsirannya kepada Allah Subhanahu
wata'ala. Namun, ada pula yang mencoba menafsirkannya. Seperti penafsiran terhadap
ayat alif-lam-mim. Mengartikan huruf alif adalah singkatan dari
lafadz Alloh Subhanahu wata'ala, lam singkatan dari nama malaikat Jibril
dan mim singkatan dari nama Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wasallam.
Namun,
yang tak kalah penting adalah mengetahui hikmah dari huruf-huruf muqatha'ah
tersebut. Sebagai bukti kenabian, sebagai ujian keimanan orang muslim juga
untuk menarik perhatian pembaca dan pendengar al-Qur'an.
DAFTAR
PUSTAKA
Almunadi,
"Ulumul Qur'an 1", Palembang, Grafika Telindo Press. 2012.
Halimatussa'diyah,
"Ulumul Qur'an, Palembang, IAIN Raden Fatah Press. 2008.
Ash-Shiddieqy,
Muhammad Hasbi,Teungku,Prof.Dr. "Ilmu-Ilmu Alqur'an", Semarang,
Pustaka Rizki Putra. 2009.
0 komentar:
Posting Komentar