Oleh: Mas Santrier
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhenti-henti. Sholawat beriringan salam tak bosan tetap tercurahkan kepada Nabi panutan umat, Nabi Muhammad SAW. Amma ba'du.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah yang tak terhenti-henti. Sholawat beriringan salam tak bosan tetap tercurahkan kepada Nabi panutan umat, Nabi Muhammad SAW. Amma ba'du.
Telah banyak beredar buku-buku yang memuat kumpulan
doa-doa dan zikir untuk keperluan umat Islam. Namun, tak banyak yang tau apakah
doa-doa dan zikir tersebut benar-benar berasal dari Allah dan Rasulullah
(ma'tsur) atau dari ulama-ulama umat. Bahkan, sangat berbahaya apabila ternyata
doa dan zikir yang ada dan selalu dibaca mengandung unsur kemusyrikan yang
dapat mengurangi ketauhidan.
Urgensi pembentengan akidah umat merupakan pokok utama
yang menjadi tugas bersama umat Islam. Berbagai sarana dakwah dapat ditempuh
dalam hal ini. Kehadiran makalah singkat ini semoga dapat termasuk dalam sarana
pembentengan akidah umat sekaligus sebagai bahan rujukan bagi masyarakat yang
bertekat memanjatkan doa dan zikir yang sesuai dengan apa-apa yang diajarkan
Rasul dalam hadis-hadisnya dan Allah SWT dalam kalam-Nya.
Sebagai zat yang berkedudukan sebagai hamba, manusia
memohonkan segala hajat dan keperluannya tentu hanya kepada Allah SWT. Konsep
doa dan ikhtiar menjadi unsur utama kebahagiaan seorang hamba di dunia dan di
akhirat.
Berusaha (ikhtiar) menjadi unsur konkrit dan aplikatif
sedangkan doa dan zikir menjadi unsur ruhiyah yang menopang spiritualitas
seorang muslim. Kedua hal ini harus berjalan secara seimbang dan sejajar.
Demi tercapainya kesejajaran antara doa dan usaha,
muncullah berbagai kajian-kajian keagamaan yang membahas hal ini, terbit
berbagai buku-buku keagamaan, dan sebagainya.
Inilah yang diharapkan dari kehadiran makalah ini,
sebagai sarana mensejajarkan antara doa dan ikhtiar. Berdoa dan berzikir tentu
tidak asal tanpa landasan yang jelas. Tentunya agar lebih sempurna (afdhol),
doa-doa dan zikir-zikir yang dipanjatkan benar berasal dari Rasul dan Allah
SWT.
Pengertian dan Keutamaan Berzikir
Secara ringkas, berzikir berarti mengingat. Berasal
dari bahasa Arab zakara-yazkuru-zikran. Dalam konteks ini bermaksud mengingat
Allah SWT.
Sangat banyak dalil-dalil yang menerangkan keutamaan zikir,
berikut akan disebutkan beberapa dalil yang berkaitan dengan keutamaan zikir:
Dalil Alquran:
"karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku
ingat (pula) kepadamu[1],
dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."[2]
"Hai
orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang
sebanyak-banyaknya."[3]
"Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin[4],
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang
berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan
perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk
mereka ampunan dan pahala yang besar."[5]
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang,
dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai."[6]
Hadis Rasul:
متل الذي يذكر ربه والذي لايذكر ربه مثل الحي والميت
"Perumpamaan
orang yang menyebut (nama) Tuhannya dengan orang yang tidak menyebut
(nama)-Nya, laksana orang hidup dengan orang yang mati."[7]
الاانبئكم بخبرلعالكم, وازكاهاعندمليككم, وارفعهافي درجاتكم, وخيرلكم من
امفاق الذهب والورق, وخيرلكم من ام تلقواعدوكم فتضربوااعناقهم ويضربوا اعناقكم؟
قلوا بليز قال: ذكرالله تعالي.
"Maukah kamu aku
tunjukan perbuatanmu yang terbaik, paling suci disisi rajamu (Allah), dan
paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infaq emas atau perak, dan
lebih baik bagimu dari pada bertemu dengan musuhmu, lantas kamu memenggal
lehernya atau mereka memenggal lehermu?." Para sahabat yang hadir berkata:
"Mau wahai Rasulullah!". Beliau bersabda: "Dzikir kepada Allah
yang Maha Tinggi."[8]
مثل البيت الذي يذكرالله فيه والبيت الذي لا يذكرالله فيه مثل الحي والميت
"Perumpamaan
rumah yang digunakan untuk zikir kepada Allah dengan rumah yang tidak digunakan
untuknya, laksana orang yang hidup dengan yang mati."[9]
Dalam hadis qudsi:
انا عندظن عبد ظن عبد بي, وانا معه اذا ذكرني....
"Aku terserah
persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya (memberi rahmat dan membelanya) bila dia
menyebut nama-Ku…"[10]
Demikian beberapa dalil-dalil yang menerangkan tentang
keutamaan untuk berzikir mengingat Allah SWT.
A.
Zikir dan Do'a dari Alquran dan Hadis
Telah
kita ketahui bersama, berdoa dan berdzikir merupakan aktivitas yang mulia di
sisi Allah SWT dan merupakan amalan yang amat dianjurkan dalam Islam. Di zaman
sekarang, banyak manusia yang menggunakan risalah kumpulan dzikir pagi dan sore
yang disusun oleh Imam Hasan al-Banna rahimahullah yang dinamakan al ma’tsurat. Berikut beberapa zikir yang berasal dari
Alquran dan dari Rasul SAW:
1. Membaca Al-Fatihah
1. dengan menyebut nama Allah
yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
2. segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. yang menguasai di hari Pembalasan.
5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami
meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.[11]
2. Membaca 10 ayat dari Surat Al Baqarah (Ayat 2-5,
255-257, 284-286)
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى
لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ
وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4)
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي
الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا
بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ
إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (255) لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ
تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ
بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا
وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (256) اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ
مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ
الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ
أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (257)
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ
وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ
فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ (284) آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ
وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا
غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285) لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِين(286([12]
3. Membaca Surat Ali Imran ayat 1-2
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ, الم, اللهُ لا
إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ[13]
4. Membaca surat Thaha ayat 111-112
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ
مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا, وَمَن يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا
يَخَافُ ظُلْمًا وَلا هَضْمًا
“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah
diri) kepada Tuhan yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluknya). Dan
sesungguhnya telah merugilah orang-orang yang melakukan kezha-liman, dan
barangsiapa mengerjakan amal-amal yang shalih dan ia dalam keadaan beriman,
maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak
(pula) akan pengurangan haknya.”[14]
5. Membaca surat At Taubah ayat 129 (7x)
حَسْبِيَ اللهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ (سَبْعًا
“Cukuplah
Allah bagiku, tiada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia
adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy yang agung.”[15]
6. Membaca surat Al Kafirun ayat 1-6
“Dengan menyebut asma Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang. “Katakanlah, ‘Hai orang-orang yang kafir, aku tidak akan
menyembah apa yang kalian sembah. Dan kalian bukan penyembah Tuhan yang aku
sembah. Dan aku tidak akan menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu
tidak pernah menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untuk kalian agama kalian
dan untukku agamaku.’”[16]
7. Membaca surat Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas
(masing-masing tiga kali)
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ , اللهُ الصَّمَدُ , لَمْ يَلِدْ
وَلَمْ يُولَدْ , وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ , مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
, وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ , وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ,
وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ , مَلِكِ النَّاسِ ,
إِلَهِ النَّاسِ , مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ , الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي
صُدُورِ النَّاسِ , مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Katakanlah:
“Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada
seorangpun yang setara dengan Dia.”
“Katakanlah:
“Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya,
dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan
wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan
pendengki bila ia dengki.”
“Katakanlah:
“Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja
manusia. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari
(golongan) jin dan manusia."[17]
8. Membaca Dzikir Pagi dan Sore
Jika pagi membaca:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ ِللهِ، وَالْحَمْدُ
ِللهِ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
“Kami
berpagi hari dan berpagi hari pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi
Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia, dan pada-Nya tempat
kembali”
Jika sore membaca:
أَمْسَيْنَا وأَمْسَى الْمُلْكُ ِللهِ، وَالْحَمْدُ
ِللهِ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ وَإِلَيْهِ الْمَصِيْر.
“Kami
bersore hari dan bersore hari pula kerajaan milik Allah. Segala puji bagi
Allah, tiada sekutu bagi-Nya, tiada Tuhan melainkan Dia, dan pada-Nya tempat
kembali”[18]
9. Membaca Dzikir
أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ اْلإِسْلاَمِ وَعَلَى
كَلِمَةِ اْلإِخْلاَصِ، وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ، حَنِيْفًا
مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ.
“Di waktu
pagi kami memegang agama Islam, kalimat ikhlas, agama Nabi kita Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan agama ayah kami Ibrahim, yang berdiri di
atas jalan yang lurus, muslim dan tidak tergolong orang-orang musyrik.”[19]
10. Membaca Dzikir Sebagai Rasa Syukur (3x)
اَللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ
بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، فَلَكَ الْحَمْدُ
وَلَكَ الشُّكْرُ
“Ya
Allah, nikmat yang kuterima atau diterima oleh seseorang di antara makhluk-Mu
di pagi ini adalah dari-Mu. Maha Esa Engkau, tiada sekutu bagi-Mu. Bagi-Mu
segala puji dan kepada-Mu panjatan syukur (dari seluruh makhluk-Mu)."[20]
11. Membaca Dzikir Pujian
يَا رَبِّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ
وَجْهِكَ وَلِعَظِيمِ سُلْطَانِكَ
“Ya
Tuhanku, Segala puji bagiMu sebagaimana seyogyanya kemuliaan wajahMu dan
keagungan kekuasaanMu"[21]
12. Dzikir Agar Di-Ridhoi Allah (3x)
رَضِيتُ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا
وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًاإِلَّا كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُرْضِيَهُ
"Aku
ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai Rasul.”[22]
13. Membaca Dzikir Tasbih (3x)
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ وَرِضَا
نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ
“Maha
Suci Allah dan Segala Puji bagiNya, sebanyak bilangan makhlukNya, seridha
diriNya, setimbangan ‘arsyNya, dan sebanyak tinta dari kata-kataNya”[23]
14. Membaca Doa Perlindungan dari Musibah (3x)
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dengan
nama Allah Yang bersama NamaNya sesuatu apa pun tidak akan celaka baik di bumi
dan di langit. Dialah Maha Medengar lagi maha Mengetahui”[24]
15. Membaca Doa Agar Terhindar dari Syirik
اللهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ
شَيْئًا نَعْلَمُهُ، وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
“Ya Allah
sesungguhnya kami berlindung kepadaMu dari menyekutukanMu dengan sesuatu yang
kami ketahui, dan kami memohon ampunanMu dari apa-apa yang tidak kami ketahui.”[25]
16. Membaca Doa Perlindungan dari Keburukan-Keburukan(3x)
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ
مَا خَلَقَ
“Aku
berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari keburukan apa-apa yang Dia
ciptakan."[26]
17. Membaca Doa Agar Terhindar Dari Kesulitan
اللهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِن الهَمّ وَ الحَزَنْ,
وَ العَجْزِ وَ الكَسلْ, وَ البُخْلْ وَ الجُبْنِ,وَ ضَلَعِ الدَينِ, وَ غَلَبَتِ
الرِ جَا لْ
“Ya
Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa gelisah dan sedih, lemah dan malas,
pengecut dan kikir, dibebani hutang (dhala’id dain) dan dikuasai manusia
(ghalabatir rijal).”[27]
18. Membaca Doa Memohon Kesehatan dan Perlindungan dari
Kekufuran, Kefakiran, dan Azab Kubur (3x)
اَللّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي, اَللّهُمَّ عَافِنِي
فِي سَمْعِي, اَللّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي
اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ
وَالْفَقْرِ, وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ, لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah
berikanlah kesehatan bagi badanku, bagi pendengaranku, bagi penglihatanku, dan
tidak ada Ilah kecuali Engkau"[28]
“Ya Allah
sungguh aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefaqiran, Ya Allah sungguh
aku berlindung kepadaMu dari azab kubur, tidak ada Ilah kecuali Engkau”
19. Membaca Sayyidul Istighfar
اَللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي، لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ,
خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ, وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أََبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ, وَ أَبُوْءُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ
الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya
Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan kecuali Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku
adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janjiMu, semampuku. Aku berlindung kepadaMu
dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat (yang Engkau
anugerahkan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena
sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau"[29]
20. Membaca Doa (3x)
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ
“Aku
memohon ampunan Allah Yang Tiada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Hidup dan Maha
Mengurus (makhluk-Nya)”[30]
21. Membaca Tasbih (100x)
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ
“Maha suci
Allah, aku memujiNya.”[31]
22. Membaca Dzikir (10x atau 1x)
لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ،
لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ.
“Tidak
ada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan dan segala pujian. Dia-lah yang berkuasa atas segala sesuatu.”
(Dibaca 10x atau 1 x jika dalam keadaan malas)[32]
23. Membaca Doa Memohon Pertolongan, dan Perbaikan Urusan
يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ،
أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ.
“Wahai
Rabb Yang Maha Hidup, wahai Rabb Yang Berdiri Sendiri (tidak butuh segala
sesuatu), dengan rahmat-Mu aku minta pertolongan, perbaikilah segala urusanku
dan jangan diserahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat
pertolongan dari-Mu).”[33]
24. Membaca Doa Permohonan Ilmu, Rizki, dan Amal
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا،
وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya
Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat (bagi diriku dan
orang lain, pen), rizki yang halal dan amal yang diterima (di sisi-Mu dan
mendapatkan ganjaran yang baik).”[34]
25. Membaca Istigfar (100x)
أَسْتَغْفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku
memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya.”[35]
26. Membaca Doa Agar Hati Diteguhkan
يَا مُقَلّبَ القُلُوْبَ , ثَبّتْ قَلْبِي عَلَي دِينِكَ
“Wahai
Zat yang membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”[36]
27. Membaca Shalawat (10x)
اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا صَلَّــيْتَ عَـلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْــرَاهِيْمَ, وَبَـارِكْ عَلَى سَـيِّدِنَا مُـحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا
إِبْـرَاهِيْمَ وَعَــلَى آلِ سَيـِّدِنَا إِبْـرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ, إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
“Allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala
aali Sayyidina Muhammad, kama shallaita ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala aali
sayyidina Ibrahim, wa baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala Aali sayyidina
Muhammad, kama baarakta ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala aali sayyidina Ibrahim
il ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.”[37]
Substansi utama dalam berzikir adalah ingat kepada
Allah SWT, maka semua pekerjaan yang kita lakukan akan selalu
"beserta" Allah. Dalam Alquran pun ditegaskan bahwa tujuan utama
penciptaan manusia adalah untuk beribadah. Dengan selalu berzikir berarti
menghadirkan Allah dalam setiap pekerjaan.
Berbagai versi zikir yang beredar di kalangan
masyarakat menuntut adanya sebuas panduan agar apa yang dibaca adalah sesuai
dengan syariat dan tidak merusak ketauhidan. Karena tujuan berzikir tak lain
adalah mendekatkan diri kepada Allah, maka apakah mungkin bisa tercapai jika
yang dibaca tak sesuai syariat, tentu tidak.
Banyak bacaan-bacaan zikir dan do'a yang terdapat di
Alquran dan Hadis. Sebagai hamba hendaklah lebih mengutamakan apa yang telah
diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya dari pada zikir-zikir dan do'a-do'a buatan
manusia.
[4] Yang dimaksud
dengan Muslim di sini ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan
pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mukmin di sini ialah
orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.
[11] Keutamannya : Dia disebut A’zhamus Surah (Surat
yang paling agung) (HR. Bukhari No. 4204, 4370, 4426, 4720. Abu Daud No. 1458.
Ad Darimi dalam Sunannya No. 3371), Sebagai Ruqyah, sehingga dibolehkan
membacanya jika kita sedang sakit (Bukhari No. 2156, 4721, 5404,
5417), Surat istimewa yang tidak pernah Allah Ta’ala turunkan sebelumnya
dalam Taurat, zabur, dan Injil, bahkan tidak ada yang sepertinya di dalam Al
Quran sendiri (HR. At Tirmidzi No. 2875, dari jalur Abu Hurairah. Imam At
Tirmidzi mengatakan: hasan shahih. Imam Ad Darimi No. 3373. Dishahihkan pula
oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi No. 2875, 3125.
Imam Ahmad, dalam Musnadnya, No. 20180, 20181. dari Ubai bin Ka’ab. Ibnu Hibban
No. 775, dari Ubai bin Ka’ab), Disebut sebagai induknya Al Quran (HR.
Bukhari No. 4427. Ahmad No. 9788, Ad Darimi No. 3374).
[12] Keutamaannya
: rumah dijauhi setan (HR Ad Darimi, No. 3382. Imam Ath Thabarani, Al
Mu’jam Al Kabir, No hadits. 8592. Imam Nuruddin Al Haitsami mengatakan: rijal
(periwayat) hadits ini adalahshahih, hanya saja Asy Sya’bi tidak mendengar
langsung dari Ibnu Mas’ud. Lihat Majma’ Az Zawaid, 10/118. Darul Kutub Al
‘Ilmiyah),Mencukupi (HR. At Tirmidzi dalam Sunannya, Kitab Fadhail
Al Quran ‘an Rasulillah Bab Maa Ja’a fi Akhiri Suratil Baqarah, No. 2881.
Katanya:hasan shahih. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if
Sunan At Tirmidzi No. 2881)
[13] Keutamaannya
: terdapat asma Allah yang agung bersama Al Baqarah, Ali Imran, Thaha
(Hadits Hasan oleh Syaikh Al-Bani. Shahih wa Dhaif Sunan Ibni
Majah No. 3856, As Silsilah Ash Shahihah No. 746),
juga riwayat lain, (HR. Abu Daud No. 1496, At Tirmidzi No. 3478, katanya: hasan
shahih. Ad Darimi No. 3389, Ahmad No. 27611)
[15] Keutamaannya : “Barangsiapa yang membaca pada setiap
hari ketika pagi dan sore: (Hasbiyallah Laa Ilaha Illa huwa ‘alaihi tawakkaltu
wa huwa Rabbul ‘Arsyil ‘Azhim) tujuh kali, maka Allah akan mencukupi apa
yang diinginkan dari perkara dunia dan akhirat.” (HR Ibnu Sunni : Syaikh Abdul
Muhsin Al ‘Abbad mengatakan dhaif (Syarh Sunan Abi Daud [577],
Maktabah Misykah). Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini munkar.
(As Silsilah Adh Dhaifah No. 5287). Juga dalam HR Abu Daud secara mauquf no.
5081 : Syaikh Al Albani telah meneliti riwayat ini sebagai
riwayatmaudhu’ (palsu). (Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 5081). Imam
Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya terhadap surat At Taubah ayat 129,
khususnya ketika membahas riwayat Ibnu ‘Asakir ini: “ini (hadits) munkar.”
(Tafsir Al Quran Al ’Azhim, 4/244. Darut Thayyibah). Namun Syaikh Syu’aib dan
‘Abdul Qodir Al Arnauth menyatakan sanad hadits ini shahih dalam Zaadul
Ma’ad (2/376).
[16] Keutamaannya
: “Bahwa dia mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan berkata: “Wahai
Rasulullah, ajarkan kepadaku sesuatu yang aku ucapkan jika aku berbaring di
atas kasurku.” Beliau bersabda: “Bacalah Qul yaa ayyuhal kaafiruun, sesungguhnya
itu merupakan pemutus dari kesyirikan.” (HR. At Tirmidzi No. 3403. Syaikh Al
Albani menshahihkannya. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No.
3403. Juga diriwayatkan oleh Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 2150, dari
Jabalah bin Haritsah). Demikian keutamaan surat Al Kafirun, dan tak satu pun
yang menyebutkan keutamaannya dibaca pagi dan sore secara rutin.
[17] Keutamaannya
: Beliau bersabda: katakanlah “Qul Huwallahu Ahad dan Al Mu’awwidzatain (Al
Falaq dan An Nas) pada sore hari dan pagi hari tiga kali, maka hal itu
telah mencukupimu dari segala sesuatu.”. (Abu Daud No. 5082. Syaikh Al Albani
mengatakan: hasan, dalam Shahih wa Dha’if Sunan Abi Daud, No.
5082., Tirmidzi no. 3575, berkata: Hadits ini hasan shahih gharib. Syaikh
Al Albani menghasankan dalam Shahih Wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 3575)
[18] Diriwayatkan Imam Al Bazzar, sanadnya
Jayyid (baik). Imam Al Haitsami, Majma’ Az Zawaid, 10/114.
Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, dan diriwayatkan Imam Abu Daud dalam Sunannya, Kitab
Al Adab Bab Ma Yaqulu Idza Ashbah, No. 5071, dengan tanpa lafaz: Laa Ilaha
Illa Huwa wa ilaihin nusyur. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam
Shahih wa Dha’if Sunan Abi Daud No. 5071.
[19] Imam Ahmad dalam Musnadnya, No. 15360, 15363, 15364.
Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: shahih, sesuai syarat
Bukhari-Muslim. (Tahqiq Musnad Ahmad, 24/77). Dan Imam Al Haitsami mengatakan:
diriwayatkan oleh Ahmad dan Ath Thabarani, perawi keduanya adalah shahih.
Majma’ Az Zawaid, 10/116.
[20] Keutamaannya
: Jika dia telah menunaikan syukur pada siang harinya, dan barangsiapa
yang membacanya pada sore, maka dia telah menunaikan syukur pada malam harinya.
Para ulama berbeda pendapat tentang status hadits ini. Tetapi umumnya mereka
menyatakannya shahih. Imam Ibnu Hibban memasukkannya dalam kumpulan
Shahihnya. Al Hafizh Ibnu Hajar mengakui penshahihan ini. (Fathul Bari, 11/131.
Darul Fikr). Sementara Al Hafizh menghasankan dalam An Nataij Al Afkar.
(Raudhatul Muhadditsin No. 5376)
[21] Keutamaannya
: Dua malaikat tidak sanggup mencatatnya dan tidak tahu cara mencatat
pahala ucapan ini (saking besarnya). Diriwayatkan (1) Imam Ibnu Majah dalam
Sunannya, Kitabul Adab Bab Fadhlu Al Hamidin, No. 3801. (2) Imam Ath Thabarani,
Al Mu’jam Al Kabir, No. 13118. Juga dalam Al Mu’jam Al Awsath, No. 11305. Syamilah.
(3) Imam Al Baihaqi, Syu’abul Iman, No. 4215. Syamilah. (4) Imam Alauddin Al
Muttaqi Al Hindi, Kanzul ‘Ummal, No. 5127, 6441. (5) Abul Fadhl As Sayyid Abul
Ma’athi An Nuri, Al Musnad Al Jami’, No. 8100. Dalam sanad hadits ini terdapat
Qudamah bin Ibrahim, dalam Az Zawaid disebutkan bahwa Ibnu Hibban memasukkannya
dalam At Tsiqat (orang-orang terpercaya). Dan, Shadaqah bin Basyir belum ada
orang yang menjarh (kritik)-nya, dan mentsiqahkannya. Sedangkan semua perawi
lainnya adalahtsiqat. (Imam Abul Hasan Muhammad bin Abdul Hadi As Sindi,
Hasyiah ‘Ala Ibni Majah, No. 3791. Mawqi’ Ruh Al Islam) Sementara Syaikh Al
Albani mendhaifkan hadits ini. (Shahih wa Dhaif Sunan Ibni Majah No.
3801).
[22] Keutamaannya : Allah pasti akan meridhainya.
Diriwayatkan (1) Abu Daud no. 5072, (2) Nasa’I no. 9832, (3) Tirmidzi no. 3499
katanyaHasan Gharib, (4) Musnad Imam Ahmad no. 18967-8, (5) Thabrani no. 13852,
(6) Ibnu Majah no. 3870, (7) Al Hakim no. 1904, katanyaShahih sanadnya,
tapi tidak dikeluarkan shahihain. Dishahihkan Al Hafizh Al Mizzi
bagian awalnya, dan perawi Imam Ahmad dan Imam Ath Thabarani adalah tsiqat.
(Imam Al Haitsami, Majma’ Az Zawaid, 10/116. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah) yang
dimaksud bagan awal adalah bacaan radhitu billahi rabba tersebut. Az Zawaid:
isnadnya shahih, dan perawinya adalah tsiqat. Didhaifkan Syaikh al
albani. Imam Ibnu Hajar Al ‘Asqalani: sanad riwayat Abu Daud
adalah kuat namun mendhaifkan riwayat At Tirmidzi.
[23] Keutamaannya
: Dari Juwairiyah Radhiallahu ‘Anha (isteri nabi), bahwa Nabi Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam keluar darinya pagi-pagi sekali ketika shalat subuh, saat itu
dia sedang di tempat shalatnya. Lalu ketika dhuha Nabi kembali dan dia masih
duduk. Maka Nabi bersabda kepadanya: “Kau masih duduk saja sebagaimana tadi aku
tinggalkan.” Juwairiyah menjawab: “Ya.” Lalu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Saya telah katakan setelahmu empat kalimat sebanyak tiga
kali, yang seandainya kalimat itu ditimbang dengan apa yang kamu lakukan
sejak tadi niscaya lebih berat. Diriwayatkan : (1) Imam Bukhari dalam Adabul
Mufrad No. 647, (2) Shahih Muslim no. 2726, (3) Abu Daud no. 1503.
(4) Tirmidzi no.3626, (5) Nasai no. 1335, (6) Ibnu Majah no. 3808, dll.
[24] Keutamaannya : Niscaya tidak ada sesuatu
pun yang mencelakakannya. Diriwayatkan oleh (1) Imam Bukhari dalam Adabul
Mufrad No. 660, (2) Tirmidzi dalam Sunannya No. 3388. Katanya: hasan shahih
gharib, (3) Abu Daud No. 5088, (4) Ibnu Majah No. 3869, (5) Ibnu Abi Syaibah
No. 2, (6) Al Hakim dalam Al Mustadrak ‘alash Shahihain, No. 1895. Katanya:
isnadnya shahih, tetapi Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya, (7) Ibnu
Hibban dalam Shahihnya, No. 852, 862, (8) Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 446,
(9) Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, No. 346. Hadits
ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam berbagai kitabnya.
(Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 3388, Shahih wa Dhaif Sunan Abu Daud No.
5088, Shahih wa Dhaif Sunan Ibni Majah No. 3869, Shahihul Jami’ No. 5745).
[25] Diriwayatkan
(1) Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 19606, (2) Thabarani dalam Al Mu’jam Al
Awsath No. 3503, (3) Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf, Juz 7, Bab 61, No. 1,
(4) Imam Al Bukhari dalam Tarikh Al Kabir, Juz. 9, Hal. 58. Hadits ini didhaifkanoleh
Syaikh Syu’aib Al Arnauth, lantaran kemajhul-an Abu Ali Al Kahili. Syaikh Al
Albani telah menilai hadits Abu Musa ini sebagaihasan li ghairih. (Shahih At
Targhib wat Tarhib No. 36) lantaran adanya penguat dari jalur Abu Bakar Ash
Shiddiq Radhiallahu ‘Anhu.
[26] Keutamaannya
: Barangsiapa membaca (doa di atas) Maka dia tidak akan dicelakakan oleh
gigitan beracun pada malam itu. Diriwayatkan (1) At Tirmidzi No. 3605, Imam At
Tirmidzi mengatakan: hadits ini hasan. Syaikh Al Albani menshahihkan.
(Shahihul Jami’ No. 6427). (2) Imam Muslim dalam Shahihnya No. 2708, (3) Imam
Ahmad dalam Musnadnya, No. 15709, 23083, 23650, Syaikh Syu’aib Al Arnauth
mengatakan: shahih. (4) Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3518, dari Abu
Hurairah. Juga No. 3547, dari Khaulah binti Hakim, semuanya shahih. (5) Ibnu
Khuzaimah dalam Shahihnya No. 2566, dari Khaulah binti Hakim, (6) Imam Malik
dalam Al Muwaththa’ No. 1763, (7) Imam Ad Darimi dalam Sunannya No. 2680, (8)
Ibnu Hibban dalam Shahihnya No. 2700, (9) Al Hakim dalam Al Mustadraknya No.
8280, dari Abu Hurairah, katanya shahih sesuai syarat Imam Muslim,
(10) Al Baihaqi dalam As Sunan Al Kubra No. 10102, (11) Imam Abu Ya’la dalam
Musnadnya No. 6688, dari Abu Hurairah.
[27] HR.
Bukhari No. 364, 2736, 6002, Muslim No. 1365, Ahmad No. 12616, Al Baihaqi dalam
As Sunan Al Kubra No. 12535, Abu Ya’la No. 3703, Ath Thabarani dalam Ad Du’a
No. 1349, dan lain-lain.
[28] Keutamaannya:
disebutkan dalam hadits, Dia (Abu Bakrah) menjawab: “Benar, wahai anakku,
sesungguhnya aku mendengar Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa dengan
semua itu, maka aku suka jika aku berjalan di atas sunnahnya.”
Diriwayatkan oleh (1) Imam Ahmad dalam Musnadnya No. 20430, (2)Imam Al Bukhari
dalam Adabul Mufrad No. 701, (3) Imam Abu Daud dalam Sunannya No. 5090, (4)
Imam An Nasa’i No. 22, 572, 651, (5) Imam Ibnus Sunni No. 69, (6) Imam Ibnu Abi
Syaibah 7/26. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan: isnadnya hasan.
(Tahqiq Musnad Ahmad No. 20430). Syaikh Al Albani juga menghasankannya.
(Adabul Mufrad, 1/244. Lihat juga Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud No. 5090)
[29] Keutamaannya
: “Barangsiapa membacanya ketika sore hari dan kemudian meninggal pada
malam itu, maka ia akan masuk surga. Dan, barangsiapa membacanya pada pagi hari
serta meyakini kandungannya, kemudian meninggal pada hari itu, maka ia akan
masuk surga.” Hadits shahih ini diriwayatkan oleh (1) Imam Al Bukhari
dalam Shahihnya No. 5947, 5964, (2) Abu Daud dalam Sunannya No. 5070, (3) At
Tirmidzi dalam Sunannya No. 3393, (4) Imam Ibnu Majah dalam Sunannya No. 3872,
(5) Nasa’i dalam Sunannya No. 5522, (6) Ahmad dalam Musnadnya No. 23013, (7)
Baihaqi dalam Ad Da’awat Al Kabir No. 31, (8) Thabarani dalam Ad Du’a No. 309,
(9) Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah No. 1309.
[30] Keutamaannya: “Barang
siapa yang berkata: Astaghfirullahal ‘Azhim alladzi laa ilaha illa huwa al
hayyu al qayyum wa atuubu ilaih, sebanyak tiga kali, niscaya diampuni
dosa-dosanya walaupun dosanya semerbak merata.” HR. Al Hakim dalam Al
Mustadrak No. 2550, katanya: shahih sesuai syarat Imam Muslim. Juga
diriwayatkan oleh At Tirmidzi No. 3577, katanya: hadits gharib. Syaikh Al
Albanimenshahihkannya. Lihat Shahih wa Dhaif Sunan At Tirmidzi No. 3577).
[31] Keutamaannya
: “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat ‘subhanallah wa bi hamdih’ di pagi dan
sore hari sebanyak 100x,maka tidak ada yang datang pada hari kiamat yang lebih
baik dari yang ia lakukan kecuali orang yang mengucapkan semisal atau lebih
dari itu.” (HR. Muslim (4/2071, no. 2692).
[32] Keutamaannya:
Dalam hadits disebutkan bahwa barangsiapa yang menyebutkan dzikir tersebut
sebanyak 10 x, Allah akan mencatatkan baginya 10 kebaikan, menghapuskan baginya
10 kesalahan, ia juga mendapatkan pahala semisal memerdekakan 10 budak, Allah
akan melindunginya dari gangguan setan, dan jika ia mengucapkannya di sore
hari, ia akan mendapatkan keutamaan semisal itu pula. Diriwayatkan Nasai no. 24
dari hadits Abu Ayyub Al Anshori radhiyallahu ‘anhu. Lihat Shahih At Targhib wa
At Tarhib (1/272, no. 650), Tuhfatul Akhyar – Syaikh Ibnu Baz. Dan HR. Abu Daud
no. 5077, Ibnu Majah no. 3867, Ahmad 4/60. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib
(1/270), Shahih Abu Daud (3/957), Shahih Ibnu Majah (2/331), Zaadul Ma’ad
(2/377) dan dalamnya ada lafazh “10 x”
[33] HR. Al
Hakim dan beliau menshahihkannya, Adz Dzahabi pun menyetujui hal itu (1/545).
Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib (1/273, no. 654)
[34] HR. Ibnu
Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 54, Ibnu Majah no. 925. Syaikh ‘Abdul
Qodir dan Syu’aib Al Arnauth menyatakan sanad hadits ini hasan dalam tahqiq
Zaadul Ma’ad 2/375.
[36] Keutamannya: Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa doa yang paling sering
dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah doa, “Yaa
muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinik ” artinya “Wahai Zat yang
membolak-balikkan hati teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. Tirmidzi,
Ahmad, Hakim, dishahihkan oleh Adz Dzahabi, lihat pula Shahihul Jami’)
[37] Keutamaannya : (1) Dari
Abu Darda’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa
bershalawat untukku sepuluh kali di pagi dan sore hari, maka ia akan
mendapatkan syafa’atku di hari kiamat nanti.” (HR. Thobroni melalui dua
isnad, keduanya jayyid. Lihat Majma’ Az Zawaid (10/120) dan Shahih At Targhib
wa At Tarhib (1/273, no. 656). (2) bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali, maka Allah
akan bershalawat kepada orang itu sepuluh kali.” (HR. Bukhari dalam Adabul
Mufrad No. 645, Muslim No. 408, Abu Daud No. 1530 . At Tirmidzi No. 485, An
Nasa’i No. 678. Ahmad No. 8854, 8882, 10287, Abu Ya’la No. 6495, Ibnu Hibban
No. 906).
0 komentar:
Posting Komentar