Dalam setiap kesempatan khutbah jumat, sudah menjadi
kewajiban seorang khatib untuk mengingatkan kepada jama'ah agar selalu
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. "Taqwa dalam arti menjalankan
segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya," demikian yang
sering terdengar.
Banyak pula dalil yang menerangkan tentang taqwa, baik
itu Alquran maupun Al-Hadis. Bahkan atsar sahabat. Sebut saja sahabat Ali bin
Abi Thalib, menjelaskan taqwa sebagai berikut:
التقوي هو: الخوف بالجليل # والقناعة بالقليل # والعمل بالتنزيل #
والاستعداد بالاخر
Taqwa adalah: Takut dengan Allah # menerima dengan
yang sedikit # beribadah dengan dalil # mempersiapkan hari akhir
Di sini akan dicoba dibahas bagaimana sebenarnya makna
dari taqwa. Secara bahasa, taqwa banyak diartikan sebagai al-khouf
(takut). Takut seperti apa yang diinginkan dalam konteks ini?
Terdapat beragam ekspresi seseorang ketika takut
terhadap sesuatu; terkejut, panik, menghindar, berteriak, minta tolong, bahkan
ada yang berlari terbirit-birit. Namun, apakah takut seperti ini yang dimaksud
oleh kata taqwa?
Takut dapat dibagi menjadi dua garis besar, takut
kepada makhluk dan takut kepada khaliq (Allah). Takut kepada makhluk;
manusia, hewan, tumbuhan, bahkan makhluk ghaib, wajar kalau ekspresi yang
ditampakan seperti yang telah disebutkan di atas. Tapi, takut kepada khaliq
apakah demikian? Takut kepada Allah, lantas berlari menjauh darinya?
Tentu tidak demikian. Taqwa (takut) kepada Allah tidak
sama dengan takut kepada makhluk. Takut kepada Allah bukan berlari menjauhi-Nya
atau meninggalkan segala perintah-Nya. Takut kepada Allah berarti lebih
mendekatkan diri kepada Allah. 26-11-14
0 komentar:
Posting Komentar