Coretan Ku
Saya terbahak-bahak dalam hati, sehabis sholat
jumat tidak tahu kenapa hati ini ingin sekali melihat televisi. Ternyata benar,
siang itu di televisi, lupa apa nama salurannya, sekelompok orang-orang “besar”
negeri ini sedang heboh membicarakan masalah kejahatan dunia maya, terutama
dalam hal ini yang menjadi sorotan adalah FB. Bapak perlindungan anak, seorang
psikolog, ibu korban dan cewek-cewek cantik lainnya sebagai pemandu acara
terlihat sangat serius sekali membahas hal ini, kelihatannya memang benar,
bahwa seluruh elemen bangsa kawatir terhadap dampak negatif dari globalisasi.
Perkumpulan ini menyimpulkan bahwa pihak orang tua harus lebih pintar dalam
mengawal anak-anak mereka yang mau tidak mau harus menjadi objek dari
globalisasi ini. Tapi bukan hal itu yang menjadikan saya tertawa
terbahak-bahak.
Ya bena
r, mereka membahas suatu hal yang sangat-sangat penting demi moral anak bangsa. Tapi sangat disayangkan sekali, ketika mereka membicarakan dan mengkritik keras dampak negatif –terutama masalah pornografi- yang sangat tidak terkontrol, film-film porno, penipuan melalui jejaring sosial, photo-photo syur dan lain sebagainya, sedangkan mereka sendiri –cewek-cewek pemandu acara, psikolog- memakai busana yang kalau di nilai dengan mata hati yang sehat, merupakan sebuah prakek kejahatan sosial berupa perusakan moral anak bangsa dengan mengumbar aurat bahkan di media yang bahkan lebih umum dari pada jejaring sosial, yaitu televisi. Teringat dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 44: “ata’muruuna-naasa bil-birri watansauna anfusakum wa antum tatsluunal- kitaab? Afalaa ta’qiluun?”. Mereka kompak meneriakan kata-kata kritik terhadap pornografi, terhadap kejahatan jejaring sosial, tapi di lain sisi mereka juga kompak mengumbar aurat, menjual daging-daging mentah dan membiarkan orang lain menikmatinya. Apakah akan terus begini negri ini????. ahmad putra dwitama
Ya bena
r, mereka membahas suatu hal yang sangat-sangat penting demi moral anak bangsa. Tapi sangat disayangkan sekali, ketika mereka membicarakan dan mengkritik keras dampak negatif –terutama masalah pornografi- yang sangat tidak terkontrol, film-film porno, penipuan melalui jejaring sosial, photo-photo syur dan lain sebagainya, sedangkan mereka sendiri –cewek-cewek pemandu acara, psikolog- memakai busana yang kalau di nilai dengan mata hati yang sehat, merupakan sebuah prakek kejahatan sosial berupa perusakan moral anak bangsa dengan mengumbar aurat bahkan di media yang bahkan lebih umum dari pada jejaring sosial, yaitu televisi. Teringat dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 44: “ata’muruuna-naasa bil-birri watansauna anfusakum wa antum tatsluunal- kitaab? Afalaa ta’qiluun?”. Mereka kompak meneriakan kata-kata kritik terhadap pornografi, terhadap kejahatan jejaring sosial, tapi di lain sisi mereka juga kompak mengumbar aurat, menjual daging-daging mentah dan membiarkan orang lain menikmatinya. Apakah akan terus begini negri ini????. ahmad putra dwitama
1 komentar:
keren
Posting Komentar