Majelis Ulama Indonasia:
Paham Sekularisme, Pluralisme Agama dan Liberalisme,
bertentangan dengan ajaran Islam dam umat islam haram mengikuti paham-paham
tersebut. (fatwa Majlis Ulama Indonesia, 29 Juli 2005)
li·be·ral·is·me n 1 aliran
ketatanegaraan dan ekonomi yg menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk
berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); 2 usaha perjuangan
menuju kebebasan
se·ku·ler [1] /sékulér/ a bersifat duniawi atau
kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian): kekuasaan --;
pendidikan –
fe·mi·nis·me /féminisme/ n gerakan wanita yg menuntut
persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria
plu·ra·lis·me n keadaan
masyarakat yg majemuk (bersangkutan dng sistem sosial dan politiknya);
mo·der·nis·me /modérnisme/ a
Kris gerakan yg bertujuan menafsirkan
kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dng aliran-aliran modern dl filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan
kembali doktrin tradisional, menyesuaikannya dng aliran-aliran modern dl filsafat, sejarah, dan ilmu pengetahuan
mo·der·ni·sa·si /modérnisasi/ n
proses pergeseran sikap dan mentalitas sbg warga masyarakat untuk dapat hidup
sesuai dng tuntutan masa kini; pemodernan: penemuan listrik mempercepat --
dl kehidupan;
zi·on·is·me n gerakan (politik dsb) bangsa Yahudi yg
ingin mendirikan negara sendiri yg merdeka dan berdaulat di Palestina
ma·son ark n anggota perhimpunan yg memperjuangkan
persaudaraan serta kebebasan
he·do·nis·me /hédonisme/ n pandangan yg menganggap
kesenangan dan kenikmatan materi sbg tujuan utama dl hidup
dis·kri·mi·na·si n pembedaan
perlakuan thd sesama warga negara (berdasarkan warna kulit, golongan, suku,
ekonomi, agama, dsb);
ma·te·ri·al·is·me /matérialisme/ n
pandangan hidup yg men-cari dasar segala sesuatu yg termasuk kehidupan manusia
di dl alam kebendaan semata-mata dng mengesampingkan segala sesuatu yg
mengatasi alam indra
Akar sejarah liberalism
•
TRAUMA BARAT TERHADAP
HEGEMONI AGAMA DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN (he·ge·mo·ni /hégemoni/ n
pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan, dsb suatu negara atas negara lain
(atau negara bagian).
•
BARAT LAHIR KEMBALI: RENAISSANCE
•
MENEGASKAN KEMANDIRIAN
MANUSIA (HUMANISME/ANTHROPOSENTRISME (hu·ma·nis·me n 1 aliran yg
bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup
yg lebih baik; 2 paham yg menganggap manusia sbg objek studi terpenting; 3
aliran zaman Renaissance yg menjadikan sastra klasik (dl bahasa Latin dan
Yunani) sbg dasar seluruh peradaban manusia; 4 kemanusiaan).
Sejarah Liberalisme di Indonesia
Cak Nur 1970
pembaruan harus dimulai dengan dua tindakan yang saling erat hubungannya,
yaitu melepaskan diri dari nilai-nilai tradisional dan mencari nilai-nilai yang
berorientasi ke masa depan. Nostalgia, atau orientasi dan kerinduan pada masa
lampau yang berlebihan, harus diganti dengan pandangan ke masa depan.
Untuk itu diperlukan suatu proses liberalisasi.
Proses itu dikenakan terhadap “ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan Islam”
yang ada sekarang ini...” (N. Madjid, “Keharusan Pembaruan Pemikiran Islam dan
Masalah Integrasi Umat,” 3 Januari 1970).
“Sebagai sebuah pandangan keagamaan, pada dasarnya
Islam bersifat inklusif dan merentangkan tafsirannya ke arah yang semakin
pluralis. Sebagai contoh, filsafat perenial yang belakangan banyak dibicarakan
dalam dialog antar agama di Indonesia merentangkan pandangan pluralis dengan
mengatakan bahwa setiap agama sebenarnya merupakan ekspresi keimanan terhadap
Tuhan yang sama. Ibarat roda, pusat roda itu adalah Tuhan, dan jari-jari itu
adalah jalan dari berbagai Agama… Oleh karena itu ada istilah "Satu Tuhan
Banyak Jalan".” (Buku Tiga
Agama Satu Tuhan, Mizan, Bandung,
1999, hal. xix.)
- Di
Indonesia kita mengenal organisasi2 dengan aspirasi2 pembaharuan seperti
Muhammadiyah, al-Irsyad dan persis.
Tetapi sejarah mencatat pula dan harus kita akui dengan jujur bahwa
mereka itu sekarang telah berhenti Sebagai pembaharu-pembaharu. Mengapa? Sebab
mereka pada achirnya telah menjadi beku sendiri, karena mereka agaknya tidak
sanggup menangkap semangat dari pada ide pembaharuan itu sendiri, yaitu
dinamika dan progresivitas. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu kelompok
pembaharuan Islam baru yang liberal. (Nurcholish Madjid).
Program Liberalisasi di Indonesia
•
(a) Pentingnya
konstekstualisasi ijtihad.
•
(b) Komitmen terhadap
rasionalitas dan pembaruan.
•
(c) Penerimaan
terhadap pluralisme sosial dan pluralisme agama-agama
•
(d) Pemisahan agama
dari partai politik dan adanya posisi non-sektarian negara. (Dr. Greg Barton, Gagasan
Islam Liberal di Indonesia, Paramadina, Jakarta, 1999):
Liberalisme sebagai musuh semua agama
Liberalisasi agama adalah suatu proses menempatkan
agama kedalam proses dinamika sejarah. Artinya dalam pandangan liberalisasi
agama, tidak ada satu agama pun yang selamat dari perubahan sejarah. Semua
agama harus tunduk pada perubahan sejarah, pada dinamika sejarah. Jadi kalau
liberalisasi agama diterapkan pada yahudi, maka yahudi harus tunduk pada
perubahan sejarah, demikian Kristen, islam dsb. Oleh karena itu dalam pandangan
liberalisasi agama ini tidak ada suatu hal yang dipandang tetap dalam agama,
agama adalah bagian dari sejarah dan harus mengikuti sejarah, apa-apa yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berkembang, harus diubah, meskipun oleh
pemeluk agamanya itu dianggap sebagai sesuatu yang tetap, sesuatu yang tsawabit,
itu tidak ada lagi, semua harus berubah. Karena sekarang dunia dikuasai oeh
peradaban barat yang berfahamkan nilai-nilai sekuler dan liberal, maka otomatis
semua agama dipaksa harus mengikuti nila-nilai tersebut. Nilai-nilai modern,
nilai-nilai post modern. Meskipun nila tersebut tidak sesuai dengan pandangan
agama. Tapi karena pandangan liberal terhadap agama, agama harus menyesuaikan,
bukan nilai modern yang harus menyesuaikan dengan agama, agama yang harus
berubah. Ini teori dari liberalisasi agama. Jadi kalau islam di liberalkan,
maka islam di tempatkan dalam konteks sejarah dan agama islam dipaksa untuk
mengikuti perubahan sejarah tersebut. Tidak ada hal-hal yang dipandang tetap
lagi dalam islam. semua harus berubah kalau zaman berubah, kalau nilai itu
berubah.
-abag 19 di Jerman, muncul garakan liberal Judaism.
Dr Abraham Gaiger. 2005 melakukan perkawinan homoseksual di sinagognya.
-kristen. Jen Robinsen, seorang pastur homoseksual
menikah dengan mark hendru. Selama 2000 tahun belum ada orang homo yang menjadi
uskup. Kitab imamat pasal 20 ayat 13 mengutuk homoseksual.
Tanggapan agama-agama terhadap Liberalisasi:
- ‘Dominus
Jesus’ (Dekrit Vatikan, 2000): Menolak paham Pluralisme Agama, juga menegaskan
kembali bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya pengantara keselamatan Ilahi
dan tidak ada orang yang bisa ke Bapa selain melalui Yesus. (Frans Magnis
Suseno, Menjadi Saksi Kristus di Tengah Masyarakat Majemuk, (Jakarta,
Penerbit Obor).
- Pdt.
Dr. Stevri Lumintang (Protestan): ‘’...Theologia abu-abu (Pluralisme)
yang kehadirannya seperti serigala berbulu domba, seolah-olah menawarkan
teologi yang sempurna, karena itu teologi tersebut mempersalahkan semua rumusan
Teologi Tradisional yang selama ini dianut dan sudah berakar dalam gereja.
Namun sesungguhnya Pluralisme sedang menawarkan agama baru...’’ (Theologia
Abu-abu, (Malang: Gandum Mas), hal. 18-19).
- Sikap
Hindu: Bagavat
Gita IV:11: “Jalan mana pun yang ditempuh manusia ke arah-Ku, semuanya Aku
terima.”
Yang disebut “jalan” dalam Gita adalah empat yoga
yaitu Karma Yoga, Jnana Yoga, Bhakti Yoga, dan Raja Yoga. Semua yoga ini ada
dalam agama Hindu, dan tidak ada dalam agama lain. Agama Hindu menyediakan
banyak jalan, bukan hanya satu – bagi pemeluknya, sesuai dengan kemampuan dan
kecenderungannya. (Frank Gaetano Morales dkk, Semua Agama Tidak Sama,
Media Hindu, 2006) hal. xxx.bersambung
0 komentar:
Posting Komentar