oleh: Ahmad Putra Dwitama
Merupakan pengetahuan yang sudah umum bahwa
sebagai umat Islam diharuskan untuk selalu berpegang teguh pada Alquran dan
hadis. Dua pusaka yang mutlak harus selalu dijadikan pedoman dalam mengarungi
samudera kehidupan yang penuh misteri.[1]
Tidak ada yang dapat memastikan apa yang akan terjadi di masa depan dengan
beragam permasalahan kehidupan. Kehidupan layaknya sepenuhnya malam yang gelap
tanpa penerang. Penuh tipu daya dan permainan. Di sinilah posisi urgen Alquran
dan hadis, sebagai obor penerang perjalanan hidup umat Islam agar tidak tertipu
dengan glamornya kehidupan.[2]
Alquran, dalam perjalanannya, memposisikan
dirinya sebagai hudan li al-naas, sebagai petunjuk bagi manusia. Sebuah
kitab yang isinya mencakup isi dari kitab-kitab Tuhan sebelumnya. Tidak lepas
dari kritik konstruktif atau bahkan kritik destruktif. Dari mulai masa awal
penurunannya, penulisannya, sampai saat ini dapat dengan mudah ditemukan di
mana-mana, tidak lepas dari studi kritis untuk mempertahankan keotentikannya
sebagai wahyu Tuhan.